Infografik Persebaran Dayak Ini Menyesatkan

 

Infografik yang mislead itu. Gambar diambil dari Facebook Stvn/YNG. 

SanggauNews : Fokus utama dalam memahami angka dan persebaran ini adalah metodologi yang digunakan. Bagaimana cara mendapakan data tersebut? Mengapa Dayak tidak terlihat di Kalimantan Timur? Apakah yang dimaksud dengan Kutai? Penulis merasa enggan menggunakan infografik ini karena berpotensi menyesatkan jika metodologinya belum dipahami dengan baik.

Penulis mengomentari infografik yang diposting di halaman Facebook seorang teman.

Ada banyak pendapat berbeda. Sebagian besar menanggapi dengan skeptis terhadap angka dan distribusi Dayak yang ditampilkan dalam grafik tersebut.

Namun, penulis menekankan satu hal yang penting: Bagaimana metodologinya?

Fokus utama dalam memperoleh data populasi dan distribusi masyarakat Dayak adalah metodologi yang digunakan. Langkah-langkah penting untuk memastikan akurasi dan kejelasan data meliputi:

Metodologi yang tidak ilmiah

Langkah pertama adalah menentukan metodologi yang sesuai dan sistematis. Ini mencakup penyusunan rencana penelitian dengan teknik survei lapangan, pengumpulan data dari sumber terpercaya, serta strategi analisis statistik yang tepat.

Bentuk tim peneliti yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu, seperti antropologi, demografi, ahli bahasa, dan pakar budaya Dayak. Kolaborasi ini akan memastikan pemahaman dan analisis yang menyeluruh mengenai berbagai aspek populasi dan budaya Dayak.

Peneliti harus melakukan survei lapangan yang komprehensif di berbagai daerah tempat tinggal masyarakat Dayak. Survei ini harus mencakup data demografis, budaya, dan bahasa serta identifikasi faktor sosial-ekonomi yang memengaruhi populasi dan distribusi mereka.

Data yang dikumpulkan harus berasal dari sumber yang dapat dipercaya dan diverifikasi, seperti wawancara langsung dengan anggota masyarakat Dayak, data resmi dari pemerintah atau lembaga statistik, dan penelitian arsip historis.

Data yang diperoleh harus dianalisis dengan teliti menggunakan teknik statistik yang sesuai. Ini termasuk analisis deskriptif untuk karakteristik populasi Dayak, analisis spasial untuk peta distribusi geografis, dan analisis regresi untuk faktor-faktor yang memengaruhi populasi dan distribusi mereka.

Hasil analisis harus divalidasi dan diverifikasi untuk memastikan akurasi dan keabsahannya. Ini bisa melibatkan peer review oleh ahli terkait dan perbandingan dengan data dari sumber independen.

Hasil penelitian harus disampaikan dengan jelas dan transparan kepada pihak-pihak terkait, termasuk masyarakat Dayak, pemerintah daerah, dan organisasi non-pemerintah. Ini penting agar hasil penelitian dapat digunakan secara efektif untuk pengambilan keputusan dan pengembangan kebijakan.

Jika metodologi tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sebaiknya berhenti. Hasil yang didapat bisa tidak akurat atau menyesatkan, kecuali memang dimaksudkan untuk menyajikan data yang tidak benar.

Kesalahan Epistemologi

Infografik ini juga  salah dari segi sejarah. Tampaknya pembuat atau yang memerintahkan pembuatan infografik ini tidak memiliki pengetahuan sejarah yang memadai dan tidak membaca literatur yang memetakan Dayak dan distribusinya.

Dalam buku hasil penelitian Dr. Anton Nieuwenhuis (1994), tertera suku-suku Dayak dan distribusinya. Tidak hanya satu sub-etnis Dayak, tetapi banyak yang tersebar di wilayah Kalimantan Timur. Infografik yang mengabaikan Dayak di Kalimantan Timur tampaknya tidak memiliki referensi yang kredibel.

Oleh karena itu, infografik ini sangat lemah dari segi akurasi data dan informasi yang disajikannya.

Kesalahan utama infografik ini terkait dengan epistemologi. Yaitu, cara penggolongan siapa yang dianggap Dayak? Apa acuannya? Apakah dari Hogendorph (1757), Mallinckrodt, Ukur (1971), Lontaan (1975), Deklarasi Bengkayang 2017, atau lainnya? Kesalahan dalam penggolongan Dayak akan memengaruhi jumlah populasi dan distribusinya.

Inilah kesalahan utama infografik tersebut!

Populasi Dayak 8 juta (2019)

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, data akurat tentang populasi dan distribusi masyarakat Dayak dapat diperoleh untuk berbagai keperluan, termasuk perencanaan pembangunan, perlindungan budaya, dan advokasi hak-hak mereka.

Inforafik dapat disusun dengan hati-hati berdasarkan metodologi yang jelas ini untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan tidak menyesatkan dan dapat dipahami dengan benar oleh pembaca.

Pada tahun 2019, saya merilis hasil studi mengenai populasi Dayak di Kalimantan dengan metodologi yang terbuka: menggunakan data statistik (BPS), status animarum Paroki, serta data dari Jabatan Ketua Menteri Malaysia.

Dayak di Sarawak

Diketahui bahwa populasi Dayak di Sarawak saja mencapai 1.309. Data dalam infografik jelas mengurangi populasi Dayak di Sarawak secara signifikan. Misalnya, populasi Iban di Sarawak saja mencapai 723.000 jiwa.

Terkait populasi Dayak global, mayoritas berada di Kalimantan dengan estimasi 8 juta jiwa pada tahun 2019. Jumlah ini diverifikasi dalam Musyawarah Nasional I Ikatan Cendikiawan Dayak (ICDN) di Hotel Senyiur, Samarinda pada 21 September 2019.

Data ini mendekati kenyataan dan banyak digunakan sebagai referensi.

Bagaimana mungkin infografik tersebut mengabaikan keberadaan Dayak di Kalimantan Timur?

Sungguh naif

Kita patut bertanya: Apa tujuan di balik hal ini?

Mengapa demikian? Kini Dayak ada di mana-mana, terutama di Pulau Dayak, asal usul leluhur mereka yang diketahui telah ada di Gua Niah sejak 40.000 tahun lalu. Bukan hanya di Pulau Dayak, di Jakarta pun warga Dayak terkumpul dalam satu wadah organisasi kemasyarakatan yakni Dewan Adat Dayak DKI Jakarta (DAD DKI) yang pada ketika ini dipangku Ketuanya, Tamunan Kiting. 

Itulah, antara lain mengapa infografik ini wajib dikritisi. Sebab mislead, yang sengaja dibuat untuk tujuan yang si pembuat dan Tuhan saja yang tahu.

-- Rangkaya Bada

Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url