Gedung Rektorat Institut Teknologi Keling Kumang: Diresmikan Kepala LLDikti XI, Didoakan secara Adat , dan Diberkati secara Katolik

Penyerahaan piagam dan medali oleh MURI diwakili Y. Ngadri kepada Dr. Stefanus Masiun, Rektor ITKK.

SanggauNews: Institut Teknologi Keling Kumang (ITKK) Sekadau baru saja mencatatkan prestasi bersejarah dalam dunia pendidikan Indonesia. 

Pada tanggal 5-6 Agustus 2024, ITKK menggelar perayaan Dies Natalis ke-4 yang dilengkapi dengan peresmian Gedung Rektorat yang berlokasi di km 5 Jalan Poros Sekadau-Sintang. Momen bersejarah ini menandai pencapaian luar biasa bagi institut yang masih tergolong baru ini.

Dalam acara tersebut, ITKK berhasil memecahkan Rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) dengan Nomor 118xx/R. MURI/VIII/2024. 

Pencapaian ini merupakan tonggak penting yang menunjukkan komitmen dan dedikasi ITKK dalam memberikan kontribusi signifikan di bidang pendidikan tinggi. 

Rekor yang dipecahkan ITKK sebagaimana dideskripsikan MURI, "Peluncuran buku ber-ISBN terbanyak (60 buku) oleh Institut yang dikelola Masyarakat Adat".

Gedung Rektorat yang baru diresmikan menjadi simbol kemajuan ITKK dan harapan untuk masa depan. Dengan terobosan ini, ITKK tidak hanya menegaskan posisinya sebagai lembaga pendidikan unggulan di Kabupaten Sekadau tetapi juga memberikan dampak positif yang luas bagi komunitas akademis dan masyarakat secara umum.

Sebelumnya, selama 3 tahun, Perguruan Tinggi pertama dan satu-satunya di Kabupaten Sekadau ini menyewa gedung bekas SMK SPP Karya, Keuskupan Sanggau, yang berlokasi di Jalan Rawak Sekadau.

Pada hari Senin, 5 Agustus 2024 pukul 09.00 WIB, Kepala LLDIKTI XI Wilayah Kalimantan, Dr. H. M. Akbar, M.Si, didampingi Bupati Sekadau, Aron, S.H., Dr. Yansen TP, M.Si., dan sejumlah tamu undangan, disambut dengan upacara adat oleh Ketua Yayasan Pendidikan Keling Kumang, Redemptus Musa, dan Rektor ITKK, Stefanus Masiun, beserta jajaran pimpinan Gerakan Keling Kumang di gerbang masuk kompleks ITKK Sekadau. 

Upacara penyambutan dilakukan dengan pemotongan ompung oleh Kepala LLDIKTI XI, dilanjutkan dengan pengalungan syal motif Dayak kepada para tamu VIP dan tarian Dayak oleh siswa-siswi SMK Keling Kumang. 

Diiringi Marching Band SMK Keling Kumang

Ketika rombongan bergerak menuju lapangan upacara peresmian di depan kampus, mereka diiringi oleh Marching Band SMK Keling Kumang yang mempersembahkan lagu Mars SMK KK dan Mars ITKK.

Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan dengan doa pembuka yang dipimpin oleh P. Martinus, CP, Kepala Paroki St. Petrus dan Paulus Sekadau. 

Dalam sambutannya, Rektor ITKK Dr. Stefanus Masiun, S.H., M.E, antara lain menjelaskan bahwa kegiatan peresmian Gedung Rektorat ini dirangkai dengan kegiatan Hari Studi yang berlangsung selama 2 hari dengan tema “Bertemunya Intelektual Kampus dan Intelektual Kampung”. 

Masiun juga menyatakan kegembiraannya karena pada acara Dies Natalis dan peresmian Gedung Rektorat ini, ITKK berhasil mendapatkan Piagam Rekor MURI sebagai Perguruan Tinggi Baru berbasis masyarakat adat dengan menerbitkan 60 buku ber-ISBN, yang diserahkan oleh perwakilan MURI, J. Ngadri, pada kesempatan tersebut. 

Masiun juga menjelaskan bahwa pada rangkaian acara peresmian ini juga dideklarasikan ITKK sebagai Perguruan Tinggi berbasis masyarakat adat (First Nation) di Indonesia; selain itu, ada juga peluncuran Pusat Studi Koperasi (Cooperative Studies Centre), Pusat Riset Dayak (Dayak Research Centre), dan Pusat Kajian Masyarakat Adat, HAM, dan Perubahan Iklim.

Sambutan yang mencerahkan

Ketua Yayasan Pendidikan Keling Kumang, Redemptus Musa, S.Pd.Mat., M.M.Pd., dalam sambutannya, menyatakan rasa gembiranya karena Kepala LLDIKTI XI berkenan hadir untuk meresmikan penggunaan Gedung kampus ITKK, sekaligus untuk membangun silaturahmi dan sinergisitas, mengingat peran strategis LLDIKTI XI dalam berbagai urusan administrasi Perguruan Tinggi Swasta. 

Musa juga berterima kasih kepada Bupati Sekadau dan jajarannya yang selama ini telah berkontribusi aktif membantu lahirnya ITKK sesuai kewenangannya. Musa juga berterima kasih kepada para pembicara seminar dalam 2 hari studi yang telah berkenan berbagi gagasan dan solusi sesuai tema yang diberikan, seperti Dr. Yansen Tipa Padan, M.Si, Tokoh Dayak dan Wakil Gubernur Kaltara; para akademisi dari Serawak, Malaysia; Dr. Yanuar Nugroho; Prof. Dr. Sulistoiwati; Dr. Sandra Moniaga dari Jakarta; Dr. Wilson, M.Th, Direktur Program Pascasarjana IAKN Palangkaraya; serta Dr. Lydia Natalia Sartono, anggota DPRD Provinsi Kalbar. Sebagai intelektual kampung, hadir Apai Janggut dari Sei Utik, Inka, seorang “Lemam’ang” atau “Pomang” ritual “Ngum’ai Keling Kumang” beberapa tahun terakhir dari Nanga Pari, Sepauk; Aneng Natalis (tentang pantun); Hetti Kus Endang (tentang kain Tenun Dayak); I.S. Udok (tentang mantra Dayak); dan Deus Tadeus (tentang pengobatan tradisional ala Dayak).

Kata sambutan ke-3 disampaikan oleh Bupati Sekadau, Aron, S.H., yang mengapresiasi peran Yayasan Pendidikan Keling Kumang dan Gerakan Keling Kumang dalam menghadirkan lembaga pendidikan di Kabupaten Sekadau. 

Kehadiran ITKK diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sekadau. Dengan adanya ITKK, demikian Bupati Aron, diharapkan warga Kabupaten Sekadau tidak perlu lagi jauh-jauh kuliah, karena biayanya sudah relatif terjangkau. 

Bupati juga berharap dengan terbukanya kesempatan memperoleh pendidikan tinggi melalui ITKK, maka kualitas SDM daerah ini semakin meningkat yang pada gilirannya akan mendongkrak tingkat kesejahteraan masyarakat.

Apresiasi Kepala LLDIKTI XI Wilayah Kalimantan

Ketika mendapat giliran terakhir memberikan kata sambutan, Kepala LLDIKTI XI Wilayah Kalimantan, Dr. H. M. Akbar, M.Si, mengapresiasi kehadiran ITKK di Bumi Lawangkuari dengan kampus yang sudah representatif dan berharap kehadirannya akan meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) Kabupaten Sekadau dan Kalimantan. 

Ia juga berpesan agar segera menambah beberapa program studi baru sesuai kebutuhan masyarakat dan berubah bentuk menjadi universitas serta menambah fasilitas kesehatan berupa Klinik Kampus. Akbar juga memberikan penghargaan atas dicapainya rekor MURI dalam penerbitan buku ber-ISBN yang diraih oleh kampus baru seperti ITKK Sekadau dan pelaksanaan Hari Studi sebagai ajang bertukar pikiran secara ilmiah yang melibatkan para dosen muda dan “stakeholders”.

Setelah sambutan Kepala LLDIKTI XI, dilanjutkan dengan prosesi peresmian Gedung Rektorat yang didahului dengan pembacaan narasi berjudul “ITKK, sebuah gagasan yang kini nyata” yang ditulis oleh Redemptus Musa dan dibacakan oleh Adilbertus AS, Wakil Rektor 1 ITKK yang juga Ketua Panitia Pelaksana Peresmian. 

Acara peresmian diawali dengan pembukaan selubung patung Keling dan Kumang setinggi 3 m, masing-masing oleh Kepala LLDIKTI XI untuk Patung Keling dan Patung Kumang oleh Bupati Sekadau. 

Setelah sesi foto bersama di teras depan dengan latar belakang 7 pilar gedung, acara dilanjutkan dengan memasuki gedung dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti oleh Kepala LLDIKTI XI serta peninjauan ke seluruh lantai dan ruangan. Gedung kampus ITKK ini terdiri atas 3 lantai dengan ukuran 23 m x 48 m: Lantai 1 Rektorat (tempat Rektor berkantor), lantai 2 ruang kuliah (12 ruang), dan lantai 3 adalah Ballroom atau Aula yang diberi nama Aula Robby Tulus (seorang tokoh nasional Credit Union). 

Masih ada basement yang difungsikan sebagai tempat parkir mobil para tamu penting dan pejabat perguruan tinggi, perpustakaan, laboratorium, fitness centre, dan kantin “Lupung Coffee” untuk para civitas akademika. Dari basement ke lantai 3 dan balkon dihubungkan melalui tangga-tangga dan sebuah lift.

Ritual Bedarak

Sebelum acara peresmian, pada pukul 06.30 diawali dengan “Ritual Bedarak” yang dipimpin oleh Apai Janggut, Bapak Spiritual Budaya Gerakan Keling Kumang, yang juga “Tuai Rumah” Rumah Betang Sei Utik, Kapuas Hulu. 

Bedarak adalah bentuk ritual doa secara adat (Dayak Iban) untuk meminta izin dan restu mengadakan kegiatan/upacara atau pekerjaan besar kepada Petara-Jubata, penguasa alam semesta, agar semuanya dapat berjalan lancar dan dijauhkan dari halangan-rintangan serta kuasa jahat. 

Melalui media "hati babi," seorang pemimpin ritual dan para tetua adat dapat "membaca" prospek pekerjaan yang akan dilakukan. Dalam kaitannya dengan ITKK, menurut Apai Janggut, ITKK memiliki potensi besar untuk berkembang dan berguna bagi masyarakat banyak di wilayah ini di masa depan. 

"Terawangan" ini membuat para pendiri dan semua pihak yang terlibat dalam membesarkan lembaga pendidikan di Kota Sekadau ini merasa optimis. Hal yang menarik dalam acara ritual ini adalah ketika Apai Janggut hendak menjelaskan kepada hadirin tentang makna dari yang dilihatnya melalui pengamatan pada "hati babi," tiba-tiba pengeras suara macet meskipun telah diganti berkali-kali. Apai Janggut kemudian berkata, "Keling dan Kumang hadir bersama kita saat ini."

Pada malam tanggal 5 Agustus 2024, diadakan Malam Keakraban (ITKK Night), yang dimeriahkan oleh artis lokal asal Sintang, Dessy Olivia dan Pela, serta penampilan dari mahasiswa/i ITKK. 

Piagam Penghargaan kepada Dr. Patricia Ganing dan Apai Janggut

Pada kesempatan tersebut, para peserta juga menyaksikan penyerahan Piagam Penghargaan kepada Dr. Patricia Ganing dari Batu Niah, Miri, Serawak, atas jasanya dalam memvisualisasikan sosok Dewa Keling dan Dewi Kumang sehingga berhasil dibuat patungnya. Selanjutnya, visualisasi sosok Keling dan Kumang tersebut disesuaikan dengan versi Kalimantan/Indonesia, khususnya Sei Utik, yang dibuat oleh Deo dan Evan Delas atas arahan Apai Janggut. 

Akhirnya, sosok Keling dan Kumang dibuatkan patungnya oleh Seniman Arik dari Blitar, Jawa Timur. Pada malam itu, Apai Janggut juga naik ke panggung bersama Dr. Patricia Ganing untuk menerima Piagam Penghargaan dan berbagi pengalaman dalam memvisualisasikan sosok Keling dan Kumang sehingga menjadi wujud patung seperti yang kini dapat disaksikan oleh masyarakat. Pada kesempatan yang sama, pembawa acara juga mengundang Prof. Dr. Nelson Ilan Mersat, Ketua Dayak Culture Foundation (DCF) Sarawak, untuk berbagi tentang perannya dalam memimpin lembaga tersebut untuk melestarikan dan memajukan budaya Dayak di Serawak, Malaysia. 

Musa Narang memberi paparan mengenai pentingnya pendidikan-asrama.

Pada akhir sesi, Prof. Nelson yang datang bersama istrinya menyerahkan Kamus Besar IBAN-INGGRIS yang diterbitkan oleh DCF Serawak, Malaysia, kepada Rektor ITKK, Stefanus Masiun. Selain Prof. Nelson dan istrinya, rombongan dari Serawak juga terdiri dari Dr. Patricia Ganing dan Clemen Entiri (suaminya), Dr. Louis Ringah Kanyan, dan Dr. Amee Joan. Prof. Nelson dan Dr. Patricia Ganing juga menjadi narasumber seminar yang berlangsung selama dua hari.

Dalam kegiatan Hari Studi, selain menampilkan para pembicara yang telah disebutkan di atas, panitia juga mengundang Bupati Sekadau untuk menyampaikan tema: "Peran Perguruan Tinggi dalam Meningkatkan IPM Kabupaten Sekadau," yang didelegasikan kepada Ir. Moh. Isa, Sekretaris Daerah Kabupaten Sekadau. Selain itu, juga tampil legislator Kabupaten Sekadau, yang juga Ketua Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) Kabupaten Sekadau, Drs. Paulus Subarno, M.Si, dengan tema: "Literasi Politik Masyarakat Adat." Narasumber luar Kabupaten Sekadau yang tampil berikutnya adalah Albert Imas, MA, membawakan tema: "Profil 151 Subsuku Dayak Kalbar sebagai Modal Pembangunan" dan "Karakteristik Sosio-Kultural Dayak sebagai Masyarakat Adat untuk Penelitian dan Pengembangan" yang dibawakan oleh Dr. Kristianus Atok, M.Si. Narasumber selebihnya berasal dari kalangan internal ITKK, seperti para dosen, pengurus Yayasan, dan Gerakan Keling Kumang.

Pemberkatan secara Katolik oleh Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus

Mengakhiri rangkaian perayaan Dies Natalis ke-4, peresmian Gedung Rektorat, dan Hari Studi, dilakukan Misa meriah pemberkatan Gedung Rektorat ITKK Sekadau yang dipimpin oleh Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus, Pr, kelahiran Lintang Pelaman, Sanggau, yang memulai tugas pastoralnya di Paroki Senangak dan Paroki St. Petrus dan Paulus Sekadau. 

Misa dan pemberkatan Gedung Rektorat ITKK Sekadau yang dipimpin oleh Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus, Pr.

Ada tujuh imam yang mendampingi Uskup Agung, yaitu P. Yohanes Paulus CP dari Paroki St. Petrus dan Paulus Sekadau, P. Dilan, CP (Rektor Seminari Menengah St. Gabriel Sekadau), P. Marsel, Pr, P. Piet Apot, Pr, P. Gusti, Pr, P. Amir, Pr (dari Keuskupan Sintang), dan P. Prasetyo, CDD (Paroki St. Agustinus, Sei Raya, Pontianak). 

Mgr. Agus sebagai selebran utama memberkati teras dan serambi depan Gedung Rektorat serta Ruang Rektor, di mana juga diberkati salib-salib yang akan ditempatkan di ruang-ruang tertentu, sedangkan bagian-bagian lain dari Gedung Rektorat diberkati oleh para pastor yang ikut misa konselebrasi. 

Dari Sekadau untuk bangsa

Setelah Misa, acara dilanjutkan dengan makan malam bersama dan ramah tamah. Mgr. Agus sempat berkumpul ria bersama para tamu undangan (terutama dari Serawak, Malaysia), para dosen, mahasiswa/i, dan panitia.

Ini adalah momen bersejarah yang sayang untuk dilewatkan. ITKK, dari Sekadau untuk bangsa. (R. Musa Narang).

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url