Edmund Langgu anak Saga: Guru dan Ilmu Hidup Orang Iban

Edmund Langgu anak Saga (kiri), guru, sahabat, dan kamus hidup orang Iban Sarawak, Malaysia.

Edmund Langgu anak Saga telah lama saya kenali. Ia sosok yang terdeteksi sebagai "penganjur", sekaligus tokoh bagi kejayaan dan keabadian Iban khususnya di Sarawak, Malaysia.

Masuk senarai 101 Tokoh Dayak

Atas kiprah dan ketokohannya serta sumbangsihnya bagi Iban dan Dayak, sosok jangkung yang rendah hati ini disenaraikan Masri Sareb Putra dalam buku 101 Tokoh Dayak (jilid 2) halaman 60 - 61.

Namun, baru 5 tahun kemudian setelah buku itu terbit (2019) saya baru berjumpa dengan "kamus hidup" Iban ini. Sungguh pertemuan tak terduga. Sekaligus musykil. Manakala Dr. Patricia anak Ganing dan Clemence Joy tidak membukakan jalan untuk itu.

Di Kuching, pada 8 Agustus 2024. Dalam sebuah breakfast yang hangat penuh kekeluargaan di sebuah restoran di Kuching. 

Saya bisa berjumpa dengannya. Bahkan, dalam temu-bual itu, kami bisa saling tukar informasi dan berbagi. Saya menyerahkan kepada "apai" Patricia anak Ganing ini sebuah buku yakni Biografi Apai Janggut.

Dari bahasa tubuh dan tutur katanya, terkesan Menteri Pertanian Malaysia itu sungguh gembira menerimanya. Ia sangat mengenal siapa Bandi Anak Ragai, tuai rumah Sungai Utik yang juga sesama sukubangsa Iban.

Renung dan sampi

Edmund yang lebih dikenal sebagai Dato Sri Edmund Langgu anak Saga, merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah politik dan kebudayaan Malaysia. 

Lahir pada tahun 1936 di Rumah Ulak, Sungai Kelampai, Daerah Saratok, Sarawak, ia adalah putra asli suku Iban yang memulai perjalanan hidupnya di desa kecil tersebut sebelum merambah dunia politik yang penuh dinamika.

Sebelum memasuki arena politik, Langgu merupakan seorang pendidik di Maktab Perguruan Batu Lintang, Kuching, Sarawak. 

Sebagai seorang cikguru tidak tetap, ia membangun pondasi pendidikan yang kuat sebelum terjun ke dunia politik pada awal tahun 1960-an. 

Pada ketika itu, Malaysia belum terbentuk. Langgu dengan tekad dan visi besar, memilih untuk bergelut dalam perjuangan politik yang akan mengubah nasib dan masa depan masyarakatnya.

Dalam Pilihan Raya Umum 1978, Langgu mengukir sejarah dengan terpilih sebagai anggota parlimen Saratok. Keberhasilannya tidak berhenti di situ; selama 25 tahun berikutnya, ia berhasil mempertahankan kursi tersebut selama lima periode berturut-turut, menjadikannya sosok yang tidak hanya berpengaruh tetapi juga sangat dihormati di ranah politik Malaysia.

Langgu juga dikenal karena kiprahnya sebagai ketua pembangkang di Parlimen Malaysia pada tahun 1974. Pada tahun 1976, dia diangkat sebagai Timbalan Menteri Pertanian, menandakan kepercayaan tinggi yang diberikan kepadanya dalam perannya sebagai pemimpin politik. 

Kepiawaiannya dalam politik tidak hanya terpatri pada partai politik, tetapi juga dalam berbagai posisi penting. Ia pernah menjabat sebagai sekretaris umum dan wakil presiden Partai Sarawak Nasional (SNAP) dan Parti Bansa Dayak Sarawak (PBDS). 

Lada Malaysia dan pertanian

Di luar arena politik, Langgu juga dikenal sebagai Ketua Dewan Pemasaran Lada Malaysia (The Malaysian Pepper Marketing Board), memperkuat kontribusinya dalam bidang pertanian.

Setelah menyudahi perjalanan politiknya, Langgu tidak berhenti berkontribusi bagi masyarakatnya. Ia beralih menjadi Penasihat Yayasan Tun Jugah, di mana ia terus bekerja untuk pelestarian budaya dan tradisi Iban. 

Sebagai penulis dan kontributor penting dalam kajian Bahasa Iban, budaya, dan tradisi masyarakat Iban, Edmund Langgu menjadi rujukan utama dalam studi dan pelestarian warisan budaya Iban.

Dengan pengetahuan mendalam mengenai budaya, sejarah, lagu, peribahasa, dan hukum adat, Langgu sering diundang untuk memberikan ceramah dan menjadi narasumber di berbagai acara. 

Keahliannya dalam berbagai bentuk tarian ngajat suku Iban serta kemampuannya dalam menyampaikan budaya lisan Iban seperti renung dan sampi (mantera klasik) menjadikannya sebagai pengemban budaya yang terampil dan berwibawa.

Peluncuran biografi Langgu, yang ditulis oleh akademisi dari Universiti Malaysia Sarawak (Unimas), Neilson Ilan Mersat dan Spencer Empading Sanggin, mendapatkan pengakuan tinggi dari Menteri Pembangunan Sosial Tan Sri William Mawan Ikom pada ketika itu. 

Dalam acara tersebut, Mawan Ikom menyatakan bahwa Langgu adalah politisi dan tokoh Dayak Malaysia yang penting dalam sejarah. 

Biografi ini menjadi jembatan penting untuk generasi muda dan masyarakat luas agar tidak kehilangan mata rantai sejarah dan dapat meneruskan perjuangan serta kontribusi Langgu bagi masyarakat dan negeri yang dicintainya.

-- Masri Sareb Putra

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url