Ontot dan Hari Jadi Kota Sanggau
Yohanes Ontot. Ist. |
SanggauNews: Drs. Yohanes Ontot, M.Si, akrab disapa "Pak Ontot", lahir pada 11 Januari 1961 di Sanggau, Kalimantan Barat.
Pria berkumis sebagai penciri khas ini adalah sosok yang telah memberikan kontribusi yang besar dalam memajukan daerahnya melalui pelayanan publik dan kepemimpinan yang tangguh.
Beragama Katolik, Ontot menyelesaikan pendidikan di APDN Pontianak pada tahun 1986, kemudian melanjutkan studi di IIP Departemen Dalam Negeri Jakarta tahun 1991. Pendidikan lanjutan yang ditempuhnya adalah gelar Magister di bidang Ilmu Sosial & Politik dari Universitas Tanjung Pura Pontianak pada tahun 2011, menunjukkan komitmennya terhadap peningkatan kapasitas akademis.
Karier di birokrasi
Karier Ontot di sektor birokrasi dimulai dari posisi SEPADA pada tahun 1992, naik ke SEPALA tahun 1999, SEPAMA tahun 2003, hingga mencapai SEPAMEN (PIM.2) pada tahun 2009. Selain sukses dalam karier administratifnya, Ontot juga aktif dalam berbagai organisasi masyarakat.
Ontot pernah menjabat sebagai Ketua DPD AMPI Kabupaten Sanggau pada tahun 1993, Ketua Forum Camat Perbatasan dari 2006 hingga 2008, dan saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sanggau sejak 2009.
Sebagai Wakil Bupati Sanggau, Ontot terus berusaha mewujudkan inisiatif-inisiatif progresif yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
Dedikasinya yang tinggi terhadap kemajuan daerahnya tercermin dalam setiap kebijakan dan program yang dijalankannya, didorong oleh nilai-nilai integritas, kepedulian, dan inklusivitas. Ontot tidak hanya sekadar mencari pencapaian karier pribadi, tetapi juga memprioritaskan pelayanan kepada masyarakat sebagai inti dari tugas publiknya.
Nilai dalam keluarga
Di sisi pribadinya, Ontot adalah sosok yang teguh dalam nilai-nilai keluarga. Ia menikah dengan Yohana Kusbariah, yang memberikan dukungan tak tergantung dalam setiap langkahnya sebagai pemimpin dan pengabdi masyarakat.
Kehidupan pribadi Ontot mencerminkan harmoni antara tanggung jawab publik dan peran keluarga yang kuat. Ia menjadi teladan bagi banyak orang dalam menjaga keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadi yang seimbang.
Keberhasilan Ontot dalam memimpin Sanggau tidak lepas dari dukungan luas masyarakat yang menghormatinya sebagai pemimpin yang tegas namun membumi. Ia telah membawa perubahan yang signifikan dalam infrastruktur, pendidikan, dan pelayanan publik, menciptakan fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan dan kesejahteraan jangka panjang.
Melalui kepemimpinan yang teguh dan dedikasi yang tak pernah surut, Ontot hadir sebagai simbol harapan dan kemajuan bagi masyarakat Sanggau. Ia tidak hanya menginspirasi generasi muda untuk aktif dalam pelayanan publik, tetapi juga meninggalkan warisan yang mendalam dalam sejarah pembangunan daerahnya.
Dalam setiap derap langkahnya, Ontot menegaskan bahwa keberhasilan seorang pemimpin terletak pada kesediaannya untuk memberikan yang terbaik bagi kesejahteraan bersama.
Berakar di masyarakat
Drs. Yohanes Ontot, M.Si, atau lebih akrab dikenal sebagai Pak Ontot, adalah figur yang tak hanya dikenal dalam kapasitasnya sebagai Wakil Bupati Sanggau, tetapi juga karena keterlibatannya yang luas dalam kegiatan keagamaan dan kultural di wilayahnya. Ontot punya hubungan yang erat secara emosional dengan Uskup Sanggau (emeritus), Julius Menuccini CP, dan aktif dalam mendukung berbagai kegiatan kepanitiaan terkait pembangunan dan peresmian gereja-gereja di Kabupaten Sanggau.
Selain itu, Ontot juga sering menemani uskup dalam tur ke berbagai kampung, menunjukkan keterlibatannya yang langsung dalam mendukung dan menghubungkan dengan masyarakat secara langsung. Dedikasinya terhadap pekerjaan lapangan melebihi kegiatan di kantor yang ber-AC, mencerminkan komitmen sejatinya sebagai pelayan publik yang mengakar dan peduli akan kebutuhan langsung masyarakat.
Namun demikian, Ontot tidak hanya memperhatikan umat Katolik saja. Ia juga terlihat aktif dalam berbagai kegiatan dan perayaan keagamaan lintas agama, serta dalam berbagai momentum sosial dan budaya seperti festival seni dan budaya. Keterlibatannya yang holistik ini menunjukkan bahwa Ontot bukan hanya seorang birokrat, tetapi juga seorang pemimpin yang peduli dan inklusif terhadap seluruh komunitas di Sanggau.
Melalui kehadirannya yang konstan dalam berbagai kegiatan masyarakat dan keagamaan, Ontot tidak hanya membangun jaringan yang kuat antara pemerintah dan masyarakat, tetapi juga mengukuhkan posisinya sebagai figur yang dicintai dan dihormati oleh berbagai lapisan masyarakat di Sanggau.
Dedikasi Ontot yang tak kenal lelah dalam melayani dan memajukan daerahnya menjadikannya teladan bagi para pemimpin masa depan, bahwa pelayanan publik yang berakar pada kepedulian dan kehadiran nyata di lapangan adalah kunci untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan.
Membuka seminar Hari Jadi Kota Sanggau
Peran Ontot yang patut dicatat adalah bahwa dalam Lampiran/ Pelengkap Peraturan Daerah Kabupaten Sanggau Nomor 3 Tahun 2016 tentang Hari Jadi Kota Sanggau, tertulis dengan tegas perannya. Yakni membuka seminar Hari Jadi Kota Sanggau. Sedemikian rupa, semingga hasil Seminari dijadikan dasar untuk menetapkan "Hari Jadi Kota Sanggau ditetapkan pada hari Senin, tanggal 3 April 1616" (Pasal 2).
Ontot, sebagai Wakil Bupati Sanggau saat itu, memainkan peran kunci dalam proses penetapan ini. Keputusan ini tidak hanya mengabadikan tanggal tersebut sebagai momen penting dalam sejarah Sanggau, tetapi juga memberikan fondasi hukum yang kuat untuk perayaan dan pengakuan resmi terhadap hari jadi Kota Sanggau.
Snapshot suasana seminar Harijadi kota Sangagau pada 14 Desember 2015. Tampak Ontot (tengah, berkumis) di antara hadirin. |
Seminar pembahasan penetapan Hari Jadi Kota Sanggau dalam rangka rencana penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Sanggau dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 14 Desember 2015, di Ruang Musyawarah Lantai I Kantor Bupati Sanggau. Acara ini dihadiri oleh perwakilan SKPD Kabupaten Sanggau, tokoh masyarakat, organisasi masyarakat, perwakilan kelompok masyarakat, serta pihak terkait lainnya yang dianggap memahami sejarah dan proses penetapan Hari Jadi Kota Sanggau.
Dua narasumber utama pada Seminar itu yakni Masri Sareb Putra, seorang budayawan, dan Tomy, S.Pd., penulis sejarah Sanggau, turut hadir untuk menjelaskan dan mendiskusikan tiga materi penting:
1. Pendekatan Konstruksi Sejarah Sosial dan Studi Interteks dalam Penetapan Hari Jadi Kota Sanggau.
2. Sejarah Kota Sanggau dalam rangka Penetapan Hari Jadi Kota Sanggau.
3. Penetapan Tanggal Hari Jadi Kota Sanggau.
Moderator acara, Sekundus Ritih, SE, menjaga kelancaran diskusi yang hangat dan penuh makna. Setelah serangkaian pembahasan mendalam, akhirnya diputuskan dan disepakati oleh seluruh peserta bahwa:
"Hari Jadi Kota Sanggau ditetapkan pada hari Senin, tanggal 3 April 1616."
Keputusan ini kemudian diresmikan dalam Berita Acara sebagai hasil akhir dari Seminar yang penting sekaligus menjadi tonggak sejarah pedoman arah kota Sangau itu.
Dengan demikian, perayaan hari jadi Kota Sanggau memiliki dasar yang kuat, tercatat dalam sejarah, dan memberi makna yang mendalam bagi masyarakat Sanggau.
-- Rangkaya Bada