Keling Kumang : Warisan Nilai dan Spiritnya bagi Gerakan CUKK
Statute sepasang tokoh legenda Keling Kumang terpasang depan gedung Rektorat Institut Teknologi Keling Kumang, Sekadau, Kalimantan Barat. |
SanggauNews : Keling Kumang. Mafhumkah Anda apa, atau siapa, gerangan? Malah: apakah frasa itu pernah mampir di gendang telinga pembaca?
Meski di kalangan orang Ibanik, Keling Kumang bagian dari sejarah dan nilai tradisi, nyatanya anak-anak muda dan orang di luar kaum, masih belum paham betul. Untuk mudahnya, Keling Kumang adalah Rama dan Sinta-nya orang Iban.
Keling Kumang sepasang tokoh legenda, namun sungguh nyata. Nama sepasang lendaris Iban itulah yang dijadikan nama sebuah Credit Union yang basis operasionalnya di wilayah timur Kalimantan Barat.
Latar belakang lahirnya Gerakan Keling Kumang
Pada tanggal 1 Oktober 1992, empat bersaudara—Musa, Munaldus, Mikael, dan Masiun—memulai sebuah inisiatif untuk mendirikan sebuah Koperasi Simpan Pinjam yang kemudian dikenal sebagai Credit Union (CU) Keling Kumang.
Berawal dari sebuah rumah kontrakan Masiun di Gang Selat Lombok II, Siantan, Pontianak, mereka merintis organisasi yang awalnya belum diberi nama. Inspirasi utama mereka berasal dari filosofi "Sekolah Pulang" dan "Panggilan Tanah Kelahiran," yang menekankan pentingnya kembali dan berkontribusi kepada kampung halaman setelah meraih kesuksesan di tempat rantau atau di kota.
Filosofi "Sekolah Pulang" mendorong anak-anak muda untuk meninggalkan kampung halaman demi menuntut ilmu dan mencari pengalaman di kota besar. Namun, setelah mencapai keberhasilan dan mendapatkan pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan, mereka diharapkan untuk kembali dan membangun kembali kampung halaman mereka. Filosofi ini mencerminkan semangat membangun dan mengangkat kehidupan masyarakat di kampung asal, yang dalam konteks ini adalah Kampung Tapang Sambas dan Tapang Kemayau di Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat.
Setelah berdiskusi dan meminta nasihat kepada tetua kampung, utamanya kedua orang tuanya, diputuskan nama Credit Union yang telah diinisiasi itu diberi nama Keling Kumang, dengan mengambil semangat dan roh dari tokoh legendaris “Buah Main” masyarakat Dayak Iban, seperti tokoh “Rama dan Sinta” dalam budaya Jawa. Pada tanggal 25 Maret 1993, CU Keling Kumang secara resmi didirikan oleh Munaldus dan Masiun bersama 26 anggota perdana yang bertindak sebagai pendiri. Dengan semangat kebersamaan dan tujuan yang jelas, mereka memulai perjalanan yang berlandaskan pada nilai-nilai gotong royong dan solidaritas komunitas. Pada 20 tahun pertama (1993 – 2013), CU Keling Kumang diketuai oleh Munaldus, periode ke-2 selama 8 tahun diketuai oleh Mikael (2014 – 2021), dan periode ke-3 selama 6 tahun diketuai oleh Masiun (2022 – 2027).
Seiring berjalannya waktu, CU Keling Kumang mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hingga tahun 2024, CU Keling Kumang memiliki anggota tidak kurang dari 230.000 orang dengan aset lebih dari 2 triliun rupiah. Wilayah kerja CU Keling Kumang meliputi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, dengan status badan hukum nasional. Perkembangan ini menunjukkan keberhasilan filosofi "Sekolah Pulang" dan "Panggilan Tanah Kelahiran" dalam membangun komunitas yang mandiri dan sejahtera.
Sejak tahun 2014, CU Keling Kumang telah merintis pemekaran lembaga dan berkembang menjadi sebuah konglomerasi koperasi dengan berbagai entitas yang melayani sektor riil. Transformasi ini dimulai dengan pembentukan beberapa unit usaha yang saling melengkapi dan mendukung keberlanjutan ekonomi komunitas. Hingga saat ini, CU Keling Kumang telah mengembangkan empat entitas koperasi utama dan dua yayasan pendidikan:
1. Koperasi Simpan Pinjam/Credit Union Keling Kumang sebagai inti dari Gerakan Keling Kumang, unit ini menyediakan layanan keuangan dan simpan pinjam yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya melalui pengelolaan keuangan yang baik.
2. Koperasi Konsumsi Keling Kumang Mart: Unit ini berfokus pada penyediaan kebutuhan sehari-hari bagi anggota dan masyarakat sekitar dengan harga yang terjangkau. Keling Kumang Mart berperan penting dalam mendukung ekonomi lokal dan meningkatkan akses terhadap barang-barang konsumsi.
3. Koperasi Produksi/Pertanian Keling Kumang Agro: Dengan fokus pada sektor pertanian, koperasi ini membantu petani lokal dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian mereka. Ini mencakup pelatihan, penyediaan bibit unggul, serta akses ke pasar yang lebih luas.
4. Koperasi Jasa Keling Kumang Tampun Juah (Hotel Ladja): Unit ini bergerak di bidang jasa perhotelan dan pariwisata, menyediakan akomodasi yang berkualitas serta mendukung pengembangan sektor pariwisata lokal.
Selain empat entitas koperasi tersebut, CU Keling Kumang juga mengelola dua yayasan yang berfokus pada pendidikan:
1. Yayasan Pendidikan Keling Kumang: Yayasan ini mengelola beberapa institusi pendidikan, termasuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Keling Kumang dan Institut Teknologi Keling Kumang (ITKK). Selain itu, yayasan ini juga menyediakan fasilitas asrama bagi siswa dan mahasiswa, seperti Asrama Putri Kumang dan Asrama Mahasiswi Rusun ITKK.
2. Yayasan Pemberdayaan Sumber Daya Keling Kumang (YPSDKK) yang mengemban tugas pelestarian lingkungan dan Budaya Dayak. Dalam konteks ini, YPSDKK mengelola hutan Keling Kumang seluas hampir 60 ha dan Taman Kelempiau yang berada di area hutan dan menyelenggarakan even-even Budaya, khususnya budaya Dayak seperti Iban Summit I dan II dan Festival Keling Kumang yang merupakan agenda tahunan sejak Ulang Tahun CUKK ke-30 pada 2023.
Dengan total sekitar 1000 tenaga kerja pendukung pada semua unit gerakan, CU Keling Kumang telah berhasil membangun konsep konglomerasi koperasi yang berkelanjutan. Setiap entitas koperasi ini saling mendukung dan berkontribusi pada keberhasilan keseluruhan organisasi, menciptakan ekosistem ekonomi yang kuat dan berkelanjutan. Konsep konglomerasi koperasi ini tidak hanya memperkuat CU Keling Kumang secara finansial, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan anggotanya serta memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.
Tantangan yang Mendewasakan
Seperti pepatah "makin tinggi pohon, makin kuat terpaan angin badainya," demikian juga perjalanan CU Keling Kumang beserta unit-unit gerakannya dalam Konglomerasi CU Keling Kumang. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, CU Keling Kumang menghadapi berbagai tantangan yang semakin kompleks dan beragam. Mulai dari perubahan pandangan dan sikap masyarakat, perubahan sosial ekonomi anggota, hingga perubahan regulasi pemerintah, semuanya menjadi ujian yang menguji ketangguhan dan ketahanan organisasi ini.
Perubahan pandangan dan sikap masyarakat sering kali mempengaruhi bagaimana anggota dan calon anggota melihat dan berinteraksi dengan CU Keling Kumang. Sementara itu, perubahan sosial ekonomi anggota, seperti peningkatan kebutuhan dan harapan, juga menuntut CU Keling Kumang untuk terus berinovasi dan menyesuaikan layanan serta program-programnya. Selain itu, perubahan regulasi pemerintah sering kali membawa tantangan baru yang memerlukan penyesuaian dan adaptasi cepat agar CU Keling Kumang tetap sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Lahirnya Filosofi Budaya Kerja / Shared Values: Invictus
Dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut, CU Keling Kumang menyadari pentingnya memiliki nilai-nilai inti atau shared values yang menjadi pedoman dan acuan bertindak bagi seluruh anggotanya. Oleh karena itu, diputuskan untuk mengembangkan sebuah filosofi budaya kerja yang kuat dan relevan, yang disebut dengan Budaya Kerja dan Nilai-nilai Invictus.
Invictus adalah sebuah istilah yang menggambarkan semangat yang tak terkalahkan dan keberanian dalam menghadapi segala tantangan. Nama ini diambil dari puisi terkenal karya William Ernest Henley yang berjudul "Invictus," yang menceritakan tentang ketangguhan dan semangat pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan. Filosofi Invictus ini kemudian diadaptasi menjadi nilai-nilai inti CU Keling Kumang, yang diharapkan dapat menjadi landasan moral dan etika bagi seluruh anggota dan unit-unit gerakannya.
Nilai-nilai Invictus
Nilai-nilai Invictus mencakup beberapa prinsip utama yang menjadi pedoman dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil oleh CU Keling Kumang dan anggotanya, seperti:
1. Ketangguhan: Mampu bertahan dan tetap kuat menghadapi segala tantangan dan rintangan yang datang.
2. Integritas: Menjunjung tinggi kejujuran, transparansi, dan tanggung jawab dalam setiap tindakan.
3. Inovasi: Terus berinovasi dan mencari cara-cara baru untuk meningkatkan layanan dan kesejahteraan anggota.
4. Komitmen: Memiliki komitmen yang kuat untuk mencapai visi dan misi organisasi.
5. Kerjasama: Membangun kerjasama yang baik antara anggota dan unit-unit gerakan untuk mencapai tujuan bersama.
Dengan menginternalisasikan nilai-nilai ini, CU Keling Kumang dan unit-unit gerakannya diharapkan dapat menghadapi berbagai tantangan dengan lebih percaya diri dan solid. Nilai-nilai Invictus ini juga menjadi panduan bagi seluruh anggota dalam menjaga komitmen terhadap visi dan misi organisasi, serta dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Implementasi Nilai-nilai Invictus
Implementasi nilai-nilai Invictus dalam kegiatan sehari-hari dilakukan melalui berbagai program dan kegiatan, seperti pelatihan, workshop, dan mentoring yang bertujuan untuk menguatkan pemahaman dan penerapan nilai-nilai ini. Selain itu, CU Keling Kumang juga melakukan evaluasi berkala untuk memastikan bahwa setiap unit dan anggota tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Invictus dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil.
Dengan demikian, CU Keling Kumang tidak hanya tumbuh menjadi sebuah konglomerasi koperasi yang kuat dan berkelanjutan, tetapi juga menjadi sebuah komunitas yang memiliki landasan moral dan etika yang kokoh. Nilai-nilai Invictus menjadi cahaya penuntun yang membantu CU Keling Kumang tetap berada pada relnya sesuai visi dan misi pendiri, sekalipun menghadapi berbagai tantangan dan perubahan di masa depan.
Membangun sinergitas KKCC, ITKK dan GKK
Kehadiran Institut Teknologi Keling Kumang (ITKK) Sekadau pada tahun 2020, memberikan pijakan yang kuat bagi Gerakan Keling Kumang (GKK) untuk menjaga agar implementasi nilai-nilai Invictus dapat dijiwai oleh seluruh anggotanya. ITKK tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, tetapi juga sebagai pusat pengembangan budaya kerja yang kokoh dan berkelanjutan. Dalam kerangka ini, ITKK mendirikan Keling Kumang Culture Centre (KKCC) yang saat ini dipimpin oleh Mikael.
Kehadiran Keling Kumang Culture Centre (KKCC) di ITKK memiliki peran yang sangat strategis dalam memastikan bahwa nilai-nilai Invictus diinternalisasikan dan diimplementasikan dengan konsisten oleh seluruh anggota gerakan. KKCC berfungsi sebagai "pengawas" budaya kerja gerakan Keling Kumang, memastikan bahwa setiap tindakan dan keputusan yang diambil oleh anggota dan unit-unit koperasi tetap sejalan dengan filosofi dan nilai-nilai inti yang telah ditetapkan.
KKCC mengadakan berbagai program pelatihan, workshop, dan kegiatan pengembangan diri untuk membekali anggota dengan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai Invictus. Selain itu, KKCC juga bertanggung jawab untuk melakukan monitoring dan evaluasi berkala guna memastikan kepatuhan terhadap nilai-nilai tersebut. Dengan demikian, KKCC berperan penting dalam menjaga integritas dan keberlanjutan budaya kerja yang kuat dalam gerakan Keling Kumang.
Selain berperan sebagai pengawas budaya kerja, ITKK juga berfungsi sebagai lembaga "think tank" bagi Gerakan Keling Kumang. ITKK berperan dalam melakukan riset dan pengembangan, memberikan rekomendasi strategis, serta membantu dalam merumuskan kebijakan dan program-program yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi gerakan. Sebagai think tank, ITKK menjadi sumber pengetahuan dan inovasi yang mendukung keberlanjutan dan pengembangan gerakan Keling Kumang.
ITKK juga berperan dalam memperkuat landasan filosofi gerakan Keling Kumang. Melalui kajian akademis dan penelitian yang mendalam, ITKK membantu mengembangkan dan memperkaya filosofi dan nilai-nilai yang menjadi dasar dari setiap tindakan dan keputusan gerakan. Dengan dukungan ITKK, Gerakan Keling Kumang dapat terus beradaptasi dan berkembang sesuai dengan perubahan zaman, tanpa meninggalkan nilai-nilai inti yang telah menjadi fondasinya.
Hadirnya ITKK dan KKCC membawa angin segar dalam perjalanan Gerakan Keling Kumang. Dengan peran ganda sebagai pusat pengembangan budaya kerja dan lembaga think tank, ITKK dan KKCC memastikan bahwa nilai-nilai Invictus tidak hanya menjadi slogan, tetapi benar-benar dihidupi dan diimplementasikan oleh seluruh anggota gerakan.
Kehadiran lembaga-lembaga ini memberikan landasan yang kokoh bagi Gerakan Keling Kumang untuk terus tumbuh dan berkembang, menghadapi berbagai tantangan dengan ketangguhan dan integritas, serta tetap setia pada visi dan misi yang telah ditetapkan oleh para pendirinya.
-- R. Musa Narang