Belajar Linguistik Terapan dari Dr. Amee Joan
Dr. Amee Joan: pakar Teaching English as a Second Language (TESL). Dokpri. |
Dr. Amee Joan merupakan seorang akademisi terkemuka di bidang Linguistik Terapan.
Dengan latar belakang pendidikan yang kokoh dari Universiti Malaysia Sarawak (UNIMAS), Amee dimeteraikan dengan gelar Doctor of Philosophy (Ph.D.) dan Diploma Pascasarjana dalam Pengajaran.
Pada ketika ni, beliau mengajar di Fakultas Pendidikan, Bahasa, dan Komunikasi di UNIMAS. Perempuan Iban berkulit putih ini bertindak sebagai koordinator untuk kursus Bahasa Iban untuk Komunikasi.
Bahasa Inggris sebagai Bahasa Kedua
Dikenal atas spesialisasinya dalam Pengajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa Kedua (Teaching English as a Second Language- TESL), Dr. Amee Joan aktif dalam studi Bahasa dan Budaya Kejaman. Penelitiannya mengungkapkan dampak pentingnya jaringan sosial dalam penggunaan bahasa di komunitas Kejaman di Sarawak, yang menjadi fokus utama dalam karyanya.
Prestasi akademiknya termasuk menerima Anugerah Perkhidmatan Cemerlang dari Kementerian Pendidikan, serta penghargaan lainnya dari MAGU, UNIMAS. Beliau juga aktif dalam mendapatkan hibah dan beasiswa untuk penelitian seperti "The Kejamans of Belaga, Sarawak: Social Network and Language Use" dan "Iban Language: Building LEKA".
Sebagai penulis, Dr. Amee Joan telah menerbitkan buku tentang Bahasa Kejaman dan LEKA (Lexical Knowledge Archive) untuk terminologi khusus dalam Ilmu Sosial.
Kontribusinya yang signifikan juga meliputi publikasi jurnal dan partisipasi dalam konferensi internasional untuk mempromosikan dan melestarikan bahasa-bahasa minoritas, sebagaimana ditunjukkan dalam presentasinya di berbagai forum akademik.
Aktif dalam pelayanan masyarakat
Di luar lingkup akademis, Dr. Amee Joan aktif dalam pelayanan masyarakat. Ia menjadi panelis untuk berbagai acara seperti "UNDISCOVERED GEMS: THE BEAUTY OF BORNEO LANGUAGES DISCLOSED" dan berbagai forum internasional, serta media lokal seperti Suara Sarawak dan Radio Emas. Kontribusinya dalam mendokumentasikan dan melestarikan Bahasa Kejaman melalui proyek kamus merupakan bukti nyata dari dedikasinya terhadap keberlanjutan budaya dan bahasa.
Dr. Amee Joan bukan hanya seorang akademisi yang berprestasi. Lebih dari itu, ia pun seorang pemimpin pemikiran yang berkomitmen untuk mengembangkan pendidikan bahasa dan mempromosikan keanekaragaman linguistik di Sarawak, Malaysia, dan di tingkat internasional.
Untuk kejayaan sukubangsa Dayak
Dedikasinya yang luar biasa, tanpa mengenal lelah, mencerminkan semangatnya dalam menjaga keunggulan akademis serta warisan budaya yang berharga.
Untuk kejayaan sukubangsa Dayak, Dr. Amee bagai umbi. Diam-diam berisi. Menjadikan Dayak, khususnya Iban, masuk pergaulan antar-bangsa, dengan mengajarkan dan menularkan linguistik terapan. Khususnya bahasa Inggris, sebagai bahasa kedua.
Untuk diketahui, populasi sukubangsa Dayak di berbagai-bagai negara dan dunia pada ketika ini ditengarai tidak kurang dari 8 juta jiwa. Di Malaysia diketahui populasi Dayak 1,2 juta. Terbesar di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan lumayan jumlahnya di Brunei Darussalam. Namun, bilangan Dayak pun banyak tinggal di Jakarta, sekitar 13.000 jiwa. Bahkan Dayak di kota ultra-metropolitan Jakarta ada Dewan Adat Dayak (DAD) DKI Jakarta.
Suatu waktu, jika sidang Pembaca memerlukan di keluarga, instansi, komunitas, dan lembaga pendidikan jasa dari pakar yang mahir dan mumpuni di vak Teaching English as a Second Language (TESL) maka: don't forget Dr. Amee Joan-lah!
-- Rangkaya Bada