Anastasia Kran, Alumna STKATN Pontianak Mengkonversi Tesis Menjadi Buku

Soft launching buku yang diikonversikan dari tesis diserahkan penulisnya, Anastasia Kran, kepada pembimbing, Dr. Kristianus. Dosen wajib hukumnya publikasi karya ilmiah. Ist.

Dr. Kristianus Atok, dosen yang memahami pentingnya publikasi karya ilmiah, mengambil inisiatif berani. Ia mengusulkan untuk mengkonversi penelitian menjadi sebuah buku. 

Salah satu mahasiswanya, Anastasia Kran, yang berpengalaman dalam Pendidikan Katolik di SMA Amkur, telah berhasil lulus dalam ujian mempertahankan objek penelitiannya menjadi tesis untuk gelar "M.Th." di Program Magister Teologi Katolik di Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak. 

Tesis Anastasia Kran, menurut pembimbingnya Dr. Krstianus, dinilai sangat baik. Sayang jika bagai dian disimpan di bawah gantang. Maka perlu diterbitkan untuk mencerahkan banyak kalangan terkait. 

Tesis yang telah diuji secara akademik oleh Dr. Mayong OFM CAP, kini dikonversi menjadi buku yang resmi diluncurkan pada pertengahan bulan Juni lalu. 

Buku yang dieditori sendiri oleh Kristianus mendapat ISBN dari Perpustakaan Nasional dengan ISBN 978-623-5890-32-2. Seperti diketahui, baik penulis maupun editor sama-sama mendapat kum (angka) dari buku yang ber-ISBN. Untuk penulis kumnya 40. Sedangkan untuk editor kumnya 10.

Selain penulis dan editor, buku yang diterbitkan resmi dan ber-ISBN jika terindeks Google, akan menaikkan pemeringtakan suatu perguruan tinggi dalam catatan Webometrix. Google Scholar penulisnya, jika disitasi, juga akan otomatis meningkat. 

Di situlah letak pentingnya sivitas akademika menulis dan publikasi!

Saripati buku

Penelitian yang dikonversikan menjadi buku tidak banyak diubah, hanya bagian tertentu saja, seperti menghilangkan tujuan penelitian, metodologi penelitian, dan langsung pada hasil penelitian dan pembahasannya.

Konversi hasil penelitian menjad buku, hanya terjadi si situ saja! Selain pada pengkalimatan yang dijadikan lebih sederhana, tidak harus lengkap subjek, predikat, objek, keterangan (SPOK) sebuah kalimat dengan jumlah kata di atas 14 seperti lazimnya karya ilmiah yang tingkat readability-nya tinggi. Buku yang dikonveri dari hasil penelitian, gaya bahasanya ilmiah-populer, tidak kaku,  mengalir, serta gaya bahasa yang enak dibaca.

Diberi judul Pendidikan Agama Katolik Berwawasan Multikultural yang terkesan lebih sexy serta menimbulkan curiosity, buku ini mendeskripsikan implementasi, praktik, serta peranan guru untuk menerapkan sistem pendidikan Multikultural di SMA Amkur Pemangkat, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.

Pendidikan agama Katolik yang berwawasan Multikultural di SMA Amkur Pemangkat mengintegrasikan dan menerapkan nilai-nilai Multikultural dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta dalam tujuan pembelajaran. Implementasi pembelajaran agama Katolik juga tidak langsung memuat nilai Multikultural melalui kegiatan pembelajaran umum di sekolah maupun di kelas, serta melalui kegiatan sekolah di luar.

Integrasi dan penerapan nilai Multikultural dalam kegiatan pembelajaran di kelas mencakup penerapan model pembelajaran seperti role playing, kooperatif, dan inquiri. Guru-guru bersikap universal dan tidak membeda-bedakan siswa lain, memberikan keteladanan, serta mengkombinasikan bahan ajar dalam proses pembelajaran. Mereka juga menjunjung tinggi sikap menghormati dan menghargai siswa.

Karya sederhana yang tidak biasa

"Langkah ini menunjukkan pencapaian luar biasa. Tidak banyak dosen atau alumni yang mampu mengkonversikan penelitian mereka ke dalam bentuk buku ber-ISBN," ungkap Masri Sareb Putra dari penerbit CV Lembaga Literasi Dayak, yang bertanggung jawab atas pencetakan dan penerbitan karya ini.

Masri, asal Jangkang Benua, Kabupaten Sanggau yang menetap di Jakarta sejak akhir tahun 1980-an begitu bersemangat mendorong dosen-dosen agar menulis dan publikasi. "Itulah, antara lain, yang membedakan dosen dan guru," terang salah satu Angkatan 2,000 dalam Sastra Indonesia sebagaimana dicatat Wikipedia.

Suster yang multitasking

Lebih dari siapa pun, di acara soft launching sederhana itu, adalah sang penulis, Anastasia Kran.

Perempuan berkerudung, yang secara toral mengabdikan diri pada Tuhan dengan fokus pada pelayanan bidang pendidikan yang ramah ini, pantas untuk diapresiasi. 

Pada sela-sela kesibukannya sebagai kepala SMA, dan tugas lainnya, serta panggilan sebagai biarawati; masih punya waktu untuk memikirkan publikasi. Lalu menjadikan tesisnya sebuah buku.

Kini suster yang memangku amanah sebagai Kepala SMA Gembala Baik di Pontianak, telah menambahkan gelar M.Th. (Magister of Theology) di ujung namanya, setelah sebelumnya bergelar S.Ag. 

"Salah satu ciri dari gelar magister adalah kemampuan untuk melakukan penelitian dan publikasi," ungkap Masri, yang juga dikenal sebagai peneliti dan akademisi. (X-5)


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url