Yaobus Kumis: Orasi Kerasnya yang Viral pada Pekan Gawai Dayak di Sambas
Yakobus Kumis. Bukan lelaki tambun, kelahiran 6 Desember 1966 di Taradu Patok, Samalantan, Kalimantan Barat.
Orasinya membakar. Vokalnya jelas. Kata-katanya tegas. "Dayak jangan sampai punah!" demikian orasi kerasnya, membahana, membakar semangat massa yang tumpah ruah.
Orasi Yakobus disampaikan mewakili Presiden Majelis Adat Dayak Nasional MADN pada Gawai Naik Dango XVII tahun 2024 Kab. Sambas.
Acara tersebut dihadiri oleh Bupati Sambas H. Satono, S. Sos I, M.H., yang memberikan sambutan hangat kepada seluruh peserta. Selain itu, hadir juga Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Kalbar Drs. Cornelius Kimha, M. Si, yang menyampaikan apresiasi terhadap usaha kolektif masyarakat Dayak dalam menjaga adat istiadat mereka.
Kehadiran Forkompinda Kabupaten Bengkayang, Ketua DAD Kabupaten Sambas, serta para OPD menunjukkan dukungan kuat dari berbagai pihak terhadap pelestarian budaya Dayak.
Acara ini juga dihadiri oleh para camat, Ketua DAD Kecamatan se-Kabupaten Sambas, serta tokoh masyarakat lintas etnis. Kehadiran mereka menegaskan pentingnya kerjasama dan toleransi antar etnis dalam memajukan daerah. Dengan berbagai pihak yang hadir, Gawai Naik Dango XVII tahun 2024 menjadi simbol persatuan dan kekuatan budaya Dayak dalam menghadapi tantangan masa depan.
Dayak: tidak boleh punah
Dalam pidatonya, Yakobus Kumis menekankan bahwa masyarakat Dayak tidak boleh sampai punah, terutama kepada generasi muda. Beliau mengajak anak-anak muda untuk meningkatkan kemampuan mereka, termasuk kemampuan berbahasa, untuk mengantisipasi persaingan di dunia kerja dan bidang lainnya. Menurut Kumis, Pekan Gawai Dayak (PGD) harus menjadi agenda pariwisata nasional.
Yakobus berharap PGD mendapatkan dukungan dari pemerintah dan tidak diabaikan. PGD juga berfungsi sebagai sarana pendidikan atau literasi budaya Dayak. Yakobus Kumis menegaskan bahwa PGD harus terus ada untuk melestarikan kebudayaan Dayak. PGD bukan hanya perayaan budaya, tetapi juga merupakan upaya konkret untuk memastikan bahwa nilai-nilai dan tradisi masyarakat Dayak terus hidup dan berkembang di tengah arus modernisasi.
Dukungan pemerintah dan partisipasi aktif generasi muda sangat penting dalam upaya ini. (X-5)