Sesama Dayak di Perbatasan Malindo
Ambulans antara batas Malindo: kualitas pelayanan kesehatan di Kuching prima, selain biayanya terjangkau.
Orang sakit dan berobat dari Indonesia ke Kunching, dengan cepat oleh akses Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang semakin baik pelayanannya dan berpihak pada kemanusiaan.
Kolaborasi telah terbukti jauh lebih bermanfaat daripada kompetisi. Dalam konteks kolaborasi ini, Batas Malaysia - Indonesia (Malindo) punya kesempatan untuk menjalankan kolaborasi.
Adapun PLBN Entikong ini berada di wilayah Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, di mana mayoritas etnis subsuku Bidayuh yang sama rumpunnya dengan warga Serian, Sarawak.
Adapun fokus pada nilai kemanusiaan dan kesejahteraan bersama. Terutama di wilayah perbatasan, inisiatif ini dapat menghasilkan hasil yang positif dan berkelanjutan.
Malindo : kolaborasi, bukan lagi kompetisi
Penting bagi Malindo untuk mengadopsi pendekatan kolaboratif yang kuat. Hal itu mengingat adanya kesamaan penduduk di wilayah perbatasan, terutama di Sarawak, serta dalam hubungan penduduk seperti suku Dayak yang melintasi batas darat dan laut antara Malaysia dan Indonesia.Melalui kerja sama ini, potensi kesejahteraan dan kemajuan dapat dirasakan oleh kedua negara. Pembangunan ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur di wilayah perbatasan dapat ditingkatkan secara bersama-sama.
Pertukaran budaya, keahlian, dan pengetahuan juga dapat memperkaya pengalaman masyarakat di kedua belah pihak.
Satu Dayak
Dalam konteks Dayak yang menjadi bagian integral dari wilayah perbatasan, kolaborasi menjadi semakin penting. Mereka menghubungkan kedua negara dan memiliki warisan budaya dan sosial yang kuat.
Dengan menghormati nilai-nilai dan kebutuhan masyarakat Dayak, Malindo dapat menciptakan inisiatif kolaboratif yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Dengan memprioritaskan kemanusiaan, Malindo dapat merancang program-program yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat lokal, perlindungan lingkungan, dan peningkatan kualitas hidup bersama. Ini juga mencakup upaya untuk mengatasi masalah-masalah lintas batas seperti perdagangan ilegal, penyelundupan manusia, dan masalah keamanan lainnya yang dapat lebih efektif diatasi melalui kerja sama daripada tindakan terpisah.
Dengan melihat potensi positif yang ditawarkan oleh kolaborasi untuk kemanusiaan dan kesejahteraan bersama, Malindo dapat mengukuhkan hubungan bilateral mereka dan menciptakan dampak positif yang nyata bagi masyarakat di wilayah perbatasan dan di seluruh negeri.
Skema kerja sama
Pada perbatasan Malaysia-Indonesia di daerah Entikong, terdapat sejumlah kerja sama strategis yang terkait relasi antara kedua negara tersebut:1. Kerja Sama Keamanan dan Kejahatan Lintas Batas: Kedua negara dapat meningkatkan kerja sama dalam hal keamanan perbatasan dan penanganan kejahatan lintas batas seperti perdagangan ilegal, penyelundupan manusia, dan perdagangan narkoba. Ini dapat dilakukan melalui pertukaran informasi, patroli bersama, dan pelatihan bersama untuk personel penegak hukum.
2. Pengembangan Ekonomi Daerah Perbatasan: Kerja sama dalam pengembangan ekonomi daerah perbatasan dapat memberikan manfaat bagi kedua negara. Dengan memfasilitasi perdagangan dan investasi lintas batas, daerah ini dapat berkembang menjadi pusat ekonomi yang menguntungkan kedua belah pihak.
3. Pemberdayaan Masyarakat Lokal: Kedua negara dapat bekerja sama untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat lokal di daerah perbatasan, termasuk dalam hal pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Ini akan membantu mengurangi disparitas sosial dan ekonomi di daerah tersebut.
4. Perlindungan Lingkungan dan Sumber Daya Alam: Daerah perbatasan seringkali memiliki lingkungan alam yang kaya dan beragam. Kerja sama dalam perlindungan lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam seperti hutan dan sungai dapat mencegah kerusakan lingkungan dan bencana alam yang dapat melintasi batas negara.
5. Pengembangan Pariwisata: Jika daerah perbatasan memiliki potensi pariwisata, kerja sama dalam pengembangan industri pariwisata dapat memberikan manfaat ekonomi bagi kedua negara. Ini dapat mencakup promosi bersama, pengembangan infrastruktur pariwisata, dan upaya bersama dalam pelestarian warisan budaya.
6. Penanganan Konflik Sosial dan Etnis: Jika terdapat potensi konflik sosial atau etnis di daerah perbatasan, penting untuk memiliki mekanisme kerja sama yang efektif dalam penanganan konflik tersebut. Dialog antara komunitas-komunitas yang terlibat dan promosi pemahaman lintas budaya bisa menjadi bagian dari strategi ini.
7. Pertukaran Budaya dan Pendidikan: Kerja sama dalam pertukaran budaya dan pendidikan antara daerah perbatasan dapat memperkaya pengalaman dan pemahaman masyarakat di kedua belah pihak. Ini dapat melibatkan pertukaran pelajar, pertunjukan seni, dan kegiatan budaya lainnya.
8. Pengembangan Infrastruktur dan Transportasi: Peningkatan infrastruktur dan fasilitas transportasi di daerah perbatasan dapat membantu memperlancar perdagangan dan mobilitas antar negara. Jalan raya, jembatan, dan jalur transportasi lainnya dapat ditingkatkan untuk meningkatkan konektivitas.
9. Pengembangan Teknologi dan Inovasi: Kerja sama dalam pengembangan teknologi dan inovasi di daerah perbatasan dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Ini juga bisa mencakup pertukaran pengetahuan dan keahlian dalam bidang tertentu.
10. Forum Diplomatik dan Dialog Reguler: Adanya forum diplomatik dan dialog reguler antara pemerintah kedua negara akan membantu memastikan kelancaran kerja sama di berbagai bidang dan memberikan ruang untuk membahas masalah yang mungkin muncul.
Dalam mengimplementasikan ide-ide ini, penting untuk menjaga komunikasi yang terbuka dan konstruktif antara Malaysia dan Indonesia. Tidak kalah pentingnya adalah memastikan bahwa kepentingan masyarakat lokal dan perlindungan lingkungan juga menjadi prioritas dalam setiap kerja sama yang dijalankan.
- Rangkaya Bada