Pesawat Perintis Cargo Smart Air yang Nahas : Capten M. Yusuf Dapat Kesempatan Kedua
Kisah tragis terjadi pada 8 Maret 2024, saat Pesawat Perintis Cargo Smart Air yang dikemudikan oleh Capten M. Yusuf jatuh di tengah hutan belantara dalam sebuah misi kemanusiaan menuju Bandara ST Padan Binuang. Pesawat tersebut berangkat dari Bandara Internasional Juwata Tarakan pada pukul 8.20 WIB, membawa misi membantu masyarakat Dayak di pedalaman dengan mengangkut sembako.
Dalam keadaan yang sulit, di tengah hutan belantara di wilayah perbatasan Krayan Tengah, Allah memperlihatkan keajaibanNya dengan memberikan Kesempatan Kedua bagi Capten M. Yusuf untuk hidup. Pesawat jatuh membawa tantangan yang luar biasa bagi keselamatan dan kelangsungan hidupnya.
Bertahan dua hari dua malam di alam liar
M. Yusuf harus bertahan selama dua hari dua malam di alam liar, menghadapi kondisi dingin yang menusuk tulang dan rasa lapar yang tak tertahankan. Sementara itu, puing-puing pesawat yang hancur berserakan di sekitarnya, menjadi saksi bisu dari tragedi yang baru saja terjadi.
Ketahanan dan kekuatan batin Capten M. Yusuf diuji dalam kondisi alam yang tidak bersahabat. Dalam upayanya untuk bertahan, ia menghadapi rintangan dan ketidakpastian yang melibatkan pertarungan melawan elemen alam dan kekurangan pasokan makanan.
Meskipun demikian, tekad dan semangat bertahan Capten M. Yusuf tetap menggelora. Dengan ketekunan dan keberanian yang luar biasa, ia berhasil melalui masa sulit tersebut.
Setelah dua hari yang panjang dan melelahkan, bantuan akhirnya tiba, dan Capten M. Yusuf selamat dari cobaan yang sangat mencengangkan tersebut.
Keberhasilan bertahan hidup Capten M. Yusuf menjadi bukti keajaiban dan ketangguhan manusia di hadapan bencana. Kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak orang, menunjukkan bahwa kekuatan batin dan tekad yang kokoh dapat mengatasi bahkan situasi yang paling sulit sekalipun.