Cornelis, "Jas Merah": Kalbar Lumbung Suara PDIP yang turut Mengangkat Jokowi Dua Periode Presiden RI
Gesture Cornelis dalam orasi kampanye di Ambawang, 31 Januari 2024. |
SANGGAU NEWS : Kalimantan Barat (Kalbar) merupakan salah satu lumbung suara penting bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang ikut berkontribusi dalam mengantar Joko Widodo (Jokowi) menjadi Presiden Republik Indonesia.
Sejak pemilihan umum sebelumnya, PDIP berhasil memperoleh dukungan yang signifikan dari masyarakat Kalimantan Barat.
Kalbar secara tradisi merupakan lumbung suara bagi partai berlambang banteng moncong putih. Sedemikian rupa, sehingga membangun basis yang kuat untuk partai tersebut di wilayah yang dihuni mayoritas suku bangsa Dayak.
Fakta sejarah
Kontribusi Kalimantan Barat sebagai lumbung suara PDIP dalam pemilihan presiden mencerminkan dukungan besar dari masyarakat setempat terhadap visi dan program partai, khususnya yang diwakili oleh Jokowi.
Capaian tersebut tidak hanya mengukuhkan posisi PDIP sebagai kekuatan politik yang dominan di wilayah tersebut, tetapi juga berperan penting dalam mengukuhkan Jokowi sebagai pemimpin yang diakui dan dipercayai oleh masyarakat Kalimantan Barat.
Baca Lasarus Atau Sutarmiji Untuk KB-1, 2024
Prestasi Cornelis dalam meraih suara terbanyak ini ini bukan hanya menunjukkan kepopuleran Gubernu Kalimantan Barat 2008 - 2018 di atas regional. Tetapi juga meneguhkan kontribusinya yang sangat besar dalam memperkuat PDIP dan memajukan agenda politik Jokowi.
Keberhasilan PDIP di Kalimantan Barat dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain: kebijakan partai yang sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat setempat, keterlibatan tokoh-tokoh lokal yang dihormati, dan kemampuan partai dalam menjawab isu-isu yang relevan dengan dinamika sosial dan ekonomi Bumi Khatulistiwa.
Penting untuk diingat bahwa lumbung suara ini tidak hanya mencerminkan popularitas partai politik.
Lebih dari itu! Panen suara dalam Pemilu di Kalbar juga merupakan hasil dari kerja keras para kader dan simpatisan PDIP. Semua aktif dalam membangun dukungan dan kesadaran politik di Kalimantan Barat.
Baca Gedung Kampus Utama Institut Teknologi Keling Kumang (ITKK) Dan Harvard University
Sebagai lumbung suara yang signifikan, peran Kalimantan Barat dalam membawa Jokowi menjadi Presiden RI menunjukkan bahwa dinamika politik lokal dapat memberikan kontribusi besar terhadap peta politik nasional, menciptakan kerangka kerja yang mendukung pemilihan dan kepemimpinan nasional.
Dalam dua periode pemerintahan Jokowi, sebagai partai penguasa di Kalimantan Barat, PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) telah menjadi lumbung suara yang signifikan bagi partai berlambang banteng moncong putih.
Kontribusi besar dari PDIP Kalimantan Barat, khususnya dalam mendukung Joko Widodo (Jokowi), membantu mengamankan posisi Jokowi sebagai Presiden Indonesia untuk dua periode berturut-turut.
Kalbar: Lumbung suara PDIP dan turut berkontribusi mengantar Jokowi Presiden RI 2 periode
Peran strategis ini tidak hanya tercermin dalam suksesnya PDIP Kalimantan Barat dalam mengumpulkan dukungan pemilih. Melalui peran tokoh-tokoh penting seperti Cornelis, salah satu anggota DPR-RI (Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia) dari Dapil (Daerah Pemilihan) Kalimantan Barat.Baca Cornelis: Kaisar Dayak Sepanjang Sejarah
Pencapaian luar biasa Cornelis pada Pemilu Legislatif 2019 menjadi bukti signifikan dari dukungan yang dia terima dari masyarakat. Dengan perolehan 285.797 suara, Cornelis menjadi peraih suara terbanyak di antara anggota legislatif laki-laki di tingkat nasional.
Prestasi Cornelis dalam meraih suara terbanyak, yakni 285.797 suara, tidak hanya menunjukkan kepopuleran Cornelis di tingkat regional, tetapi juga kontribusinya yang sangat besar dalam memperkuat PDIP dan memajukan agenda politik Jokowi.
Sebagai salah satu politisi senior yang dihormati di Kalimantan Barat, Cornelis tidak hanya memperkuat posisi PDIP di daerahnya. Lebih dar itu, lelaki dengan suara lantang ini juga memberikan dukungan berharga dalam menjadikan PDIP dan Jokowi sebagai kekuatan pemerintahan yang kuat di tingkat nasional.
Keberhasilan ini menandai peran penting PDIP Kalimantan Barat dalam dinamika politik Indonesia, khususnya dalam mendukung pemerintahan Jokowi.
Kita merahkan Kalbar
"Jas Merah" adalah judul pidato Soekarno yang mengingatkan agar bangsanya jangan sekali-kali melupakan sejarah.Akronim yang gampang di ingatan ini mengandung pesan kuat: "jangan sekali-kali melupakan sejarah." Pesan ini merangkum semangat untuk tidak hanya memahami, tetapi juga merawat dan mempertahankan nilai-nilai sejarah sebagai bagian yang tak terpisahkan dari identitas dan perjalanan suatu bangsa.
Dalam konteks ini, orasi Cornelis di Kampanye di Ambawang, yang dipadukan dengan semangat "Jas Merah," mencerminkan keinginan untuk menghidupkan kembali semangat perjuangan dan makna sejarah dalam konteks pemerintahan dan kepemimpinan.
Cornelis, bersama Ganjar Pranowo, pada 31 Januari 2024, menyampaikan pidato yang berkobar-kobar. Menghadirkan semangat perjuangan dan nilai-nilai sejarah yang melandasi pembangunan dan kemajuan. Isi pidato yang disampaikan oleh Cornelis jujur, lugas, apa adanya, khas orang Dayak yang berterus terang.
Orasi itu juga khusus ditujukan untuk khalayak yang memenuhi lapangan Ambawang bagai lautan-api yang membara.
Hal itu sesuai dengan tekad Cornelis, "Kita merahkan Kalbar!"
Baca Cornelis Pada Pertemuan Dengan Pengurus Adat Di Pahauman: Jangan Gadai Tanahmu, Tanam! Tanam!
Melalui orasinya, Cornelis mungkin menekankan pentingnya mengingat sejarah, bukan hanya sebagai tugas memori, tetapi sebagai sumber inspirasi dan pembelajaran. Suatu panggilan untuk tidak melupakan perjuangan masa lalu, nilai-nilai kebebasan, persatuan, dan semangat nasionalisme yang membentuk karakter dan identitas bangsa.
Jas Merah
Dalam orasinya yang membakar semangat pengunjung di Ambawang, Cornelis berbicara tentang fakta-sejarah. Kadang memang sakit bagi yang terkena bila mendengarkan fakta apa adanya. Tapi bukan maksud Gubernur Kalbar dua periode (2008-2018) untuk menyakiti siapa pun.Lelaki tegas dan berwibawa kelahiran Sanggau itu hanya berkata untuk konsumsi audiens saat itu. Jadi, tidak dibawa ke konteks lain, di luar pidato kampanye!
Kata "baga" yang diucapnya untuk memotivasi khalayak di Ambawang saja. Tidak untuk dibawa keluar. Maka jika ada yang kurang berkenan, ia juga: baga!
Diksi yang dipakainya untuk menegaskan komitmen pada nilai-nilai merah putih bendera Indonesia, yaitu merah sebagai semangat juang dan putih sebagai kesucian.
Orasi ini bertujuan untuk mebbangun suasana yang membangkitkan semangat rakyat, mengajak mereka untuk bersama-sama merajut kisah sejarah baru yang akan membawa kemajuan bagi bangsa.
Dengan merujuk pada "Jas Merah" Bung Karno dan pidato yang berkobar-kobar, Cornelis dan Ganjar Pranowo mungkin berusaha untuk membentuk narasi politik yang mengandung semangat perjuangan, keberanian, dan pengabdian pada sejarah, menciptakan harapan untuk masa depan yang lebih baik bagi masyarakat dan negara.
Anak-anak muda, yang tidak paham sejarah, sebaiknya memahami sejarah perjuangan para perintis politik dan pemerintahan yang dibangun orang-orang Dayak terutama di Kalimantan Barat. Hal itu agar tidak putus mata rantai-sejarah, melek sejarah perjuangan pendahulu, bisa menghargai tiap perjuangan yang berdarah-darah, dan paham konteks jika berbicara dan bertindak!
(Rangkaya Bada)