Cap Go Meh : Asal Usulnya Mengusir Roh Jahat dan Mengapa Senantiasa Ramai di Singkawang?
Suasana Cap Go Meh di kota Amoi, Singkawang. Ilustrasi: Tribun Pontianak |
SANGGAU NEWS : Cap Go Meh" dalam sistem kalender Imlek berasal dari dialek Tiociu atau Hokkien. Di mana "Cap Go" artinya "lima belas" dan "Meh" adalah "malam".
Perhitungan hari ke-15 dalam Cap Go Meh diambil dari kalender Tionghoa atau kalender Imlek. Cap Go Meh dirayakan pada hari ke-15 setelah Tahun Baru Imlek. Tahun Baru Imlek atau Lunar Year adalah hari pertama dalam kalender Tionghoa berdasarkan pada kalender lunar atau kalender bulan.
Perhitungan Cap Go Meh dimulai dari tanggal tersebut.
Baca Etnis Tionghoa Di Sanggau
Misalnya, jika Tahun Baru Imlek jatuh pada tanggal 10 Februari, seperti pada tahun 2024, maka Cap Go Meh akan dirayakan pada tanggal 24 Februari (10 Februari + 15 hari).
Oleh karena itu, Cap Go Meh adalah momen penutupan perayaan Tahun Baru Imlek, dan banyak keluarga Tionghoa yang merayakannya dengan penuh semangat untuk menandai akhir dari rangkaian perayaan tersebut.
Hari ke-15 setelah Imlek
Masri dan Soesana dalam biografi walikota Singkawang, Tjhai Chui Mie, S.E., M.H.(2022, hlmn. 8 - 12) menggambarkan Cap Go Meh sebagai perayaan yang jatuh pada hari ke-15 dalam kalender Tionghoa, yaitu pada hari terakhir perayaan Tahun Baru Imlek. Perayaan Cap Go Meh juga dikenal sebagai Festival Lantern atau Yuanxiao Festival.
Cap Go Meh memiliki akar dalam budaya Tionghoa dan umumnya diperingati dengan pawai lentera, pertunjukan barongsai, tarian naga, dan berbagai atraksi budaya Tionghoa lainnya. Ini adalah saat di mana keluarga Tionghoa berkumpul untuk merayakan kesuksesan dan memberikan doa untuk keberuntungan di tahun yang akan datang.
Baca Jeruk: Mengapa Buah Ini Dibagi-Bagi Di Hari Raya Imlek?
Singkawang, sebuah kota di Kalimantan Barat, Indonesia, dikenal sebagai tempat perayaan Cap Go Meh yang sangat meriah. Hal ini disebabkan oleh banyaknya penduduk Tionghoa di kota ini. Singkawang memiliki populasi Tionghoa yang signifikan, dan perayaan Cap Go Meh di sana telah menjadi salah satu yang terbesar dan terkenal di Indonesia.
Beberapa faktor yang membuat perayaan Cap Go Meh di Singkawang menjadi terkenal termasuk keberagaman atraksi budaya Tionghoa yang ditampilkan, partisipasi aktif masyarakat dalam mempersiapkan acara, dan suasana kota yang dipenuhi semangat perayaan.
Selain itu, adanya tradisi "pekayon," di mana masyarakat dari berbagai suku dan agama turut serta dalam merayakan Cap Go Meh, juga menambah keunikan perayaan di Singkawang.
Cap Go Meh: Asal usulnya mengusir roh jahat
Tiada beda sebagaimana wabah Corona 2019 - 2022, suatu hari di perkampungan Cina terjadi malapetaka berupa penyebaran wabah penyakit.
Pada ketika itu, tidak ada tabib atau dokter yang dapat menyembuhkan penyakit tersebut. Warga Tionghoa kemudian mencari pengobatan dari tabib atau dukun yang menggunakan metode tradisional dan gaib.
Maka warga lalu menunaikan sebuah ritual tolak bala bersama dengan penduduk lokal pada hari ke-15 bulan pertama penanggalan Imlek.
Baca Aksara Cina Pada Poster Politik Mendukung Partai Persatuan Daya (P.D.)
Tanpa diduga, upaya tolak bala untuk mengusir segala jenis wabah penyakit dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa.
Merasakan manfaat dari ritual ini dalam mengusir wabah penyakit, warga akhirnya menjadikan ritual tolak bala ini sebagai tradisi tahunan yang turun-temurun dan tetap berlangsung hingga saat ini.
Ritual ini kemudian dipadukan dengan perayaan Imlek dan diberi nama Cap Go Meh.
Cap Go berarti "lima belas," dan Meh berarti " "malam," sehingga Cap Go Meh diterjemahkan sebagai "malam yang ke-15. *)