Biografi Profesional Suheriyatna Ditulis "3 Jagoan"
SANGGAU NEWS : "3 Jagoan" adalah gelaran yang diberikan oleh Dr. Yansen, TP, M.Si.
Julukan yang disematkan oleh pria Lundayeh tinggi besar itu kepada Pepih Nugraha, Masri Sareb Putra, dan Dodi Mawardi.
Yansen berpengalaman sekaligus merasakan langsung "bekerja sama" di dalam proses menerbitkan buku-bukunya, antara lain: Kaltara Rumah Kita (Bhuana Ilmu Populer, 2020), Mengkhianati Keputusan Sendiri (Penerbit Buku Kompas, 2021), dan Jejak Peradaban Manusia Sungai Krayan (Penerbit Lembaga Literasi Dayak, 2022).
Di-endorse Yansen TP
Atas endorse Yansen-lah. Maka Suheriyatna menghubungi "3 jagoan". Setelah bertemu hanya sekali, dan cuma sekali, di sebuah hotel mewah di bilangan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Maka bulat air dalam buluh. Penuh dengan saling pengertian.
Baca "Buku Bercerita": Rubrik Kita Yang Pastinya Bakal Seru
Deal pun terjadi. Pada suatu malam, sembari dinner santai. Saat itu, in depth interview direkam. Kemudian, ditranskrip. Dikembangkan hingga detail dengan contoh. Janjian bertemu lagi sekali untuk pendalaman. Ditulis. Diedit. Diselia.
Maka jadilah naskah siap-cetak. Dengan format buku 15 x 23 cm, full color, setebal 316 halaman. Diterbitkan oleh PT Sinar Bagawan Khatulistiwa, ber-ISBN, dan dicetak Lembaga Literasi Dayak.
Suheriyatna dan buku biografi profesionalnya. |
Ketiga penulis telah sering kolaborasi. Mereka mengusung motto "Speed and quality". Selama ini, orang berasumsi bahwa kecepatan akan menafikan kualitas. Dan sebaliknya. Namun, "tiga jagoan" ingin membuktikan bahwa Speed and quality bukan dikotomi, melainkan bisa disandingkan.
Buku ini contohnya!
Ragam biografi ini
Biografi punya puspa-beragam pendekatan. Salah satu jenisnya yang menarik adalah biografi profesional.
Tidak seperti biografi konvensional yang mengikuti urutan kronologis dari kelahiran hingga saat ini, biografi profesional mengusung pendekatan tematik. Dalam hal ini, fokusnya bukanlah pada kapan sang tokoh lahir atau peristiwa-peristiwa bersejarah tertentu, melainkan pada aspek-aspek yang dianggap sebagai pilar utama dalam kehidupan profesional tokoh tersebut.
Pendekatan tematik, dalam biografi profesional, menempatkan perhatian khusus pada apa yang dianggap sebagai "tonggak" atau inti dari kompetensi sang tokoh.
Ini bisa mencakup pencapaian besar, keahlian khusus, atau momen-momen penting yang membentuk karir dan reputasi sang tokoh dalam bidangnya. Tujuan dari pendekatan ini adalah memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan fokus kepada pembaca, sehingga mereka dapat dengan cepat memahami inti dari pengalaman dan pengetahuan sang tokoh di bidang profesionalnya.
Membaca buku = memotong kurva belajar
Dengan memotong kurva belajar secara tematik, biografi profesional memberikan kesempatan bagi pembaca untuk meraih esensi karir dan keahlian sang tokoh tanpa harus menyusuri setiap detil kronologisnya.
Pembaca dapat dengan mudah mengeksplorasi keahlian khusus, tantangan yang dihadapi, dan inovasi yang dilakukan oleh tokoh tersebut dalam ranah profesionalnya. Pendekatan ini juga memfasilitasi pemahaman yang lebih cepat dan efisien, mengingat pembaca dapat langsung mengakses informasi yang paling relevan dan bermakna bagi mereka.
Dengan demikian, biografi profesional tidak hanya menyajikan kisah hidup secara berbeda, tetapi juga memberikan nilai tambah dalam hal efisiensi waktu dan kejelasan informasi.
Dengan fokus pada inti kompetensi sang tokoh, pembaca dapat mengambil manfaat langsung dari pengalaman dan pengetahuan yang ditawarkan, membentuk perspektif yang mendalam terhadap karir profesional sang tokoh, dan mungkin menginspirasi perjalanan karir mereka sendiri.
Proses kreatif yang cukup unik
Buku yang dihasilkan dari proses penulisan yang cepat ini menjadi sebuah karya unik yang menarik perhatian banyak orang. Kecepatan penulisan buku ini didorong oleh ketersediaan bahan-bahan yang menjadi materi utama buku tersebut. Dengan bahan yang sudah ada, penulis dapat dengan mudah menggali informasi melalui wawancara untuk mendalami dan mengembangkan isi buku.
Proses kreatif dalam penyusunan buku ini melibatkan sang tokoh sentralnya, yakni Ir. Dr. Suheriyatna. "Bang Yatna" adalah sosok yang memiliki pengalaman dalam membangun dan mengembangkan infrastruktur di awal-awal berdirinya Provinsi Kalimantan Utara.
Pengalamannya di bidang ini menjadi sajian utama buku, di mana ia dengan jelas mengisahkan perjalanan, pemikiran, dan pengamatannya terhadap model infrastruktur yang sesuai dengan situasi dan kondisi Kalimantan Utara. Melalui buku ini, Suheriyatna menawarkan 11 bidang yang dianggap sesuai dan tepat untuk dikembangkan di daerah tersebut.
Keunikan dalam proses penulisan buku ini tidak hanya terletak pada cepatnya penyelesaian, tetapi juga dalam kolaborasi tiga penulis nasional, yaitu Pepih Nugraha, Masri Sareb Putra, dan Dodi Mawardi.
Para penulis nasional dan pegiat literasi itu bukan hanya terlibat dalam penulisan, tetapi juga dalam tahap wawancara, pengembangan ide, dan saling silang pendapat yang memperkaya isi buku.
Model penulisan buku ini memang terbilang unik, sebab dari halaman pembuka hingga halaman penutup, gayanya tetap konsisten. Hal itu menunjukkan pola kerja sama yang ciamik. Tertata dengan apik dan kerja sama saling menguatkan.
Suatu bukti nyata. Bahwa kerja sama dapat menghasilkan nilai lebih, dalam berbagai aspek. Bukan hanya dalam hal kecepatan, melainkan pula dalam hal mutu dan kualitas yang menjadi kompetensi-inti dalam dunia penulisan dan penerbitan buku.
Kolaborasi, bukan kompetisi
Buku ini menjadi suatu bentuk inovasi dalam dunia penulisan. Menunjukkan bahwa proses kreatif dan kolaboratif dapat menghasilkan karya yang berkualitas dalam waktu yang relatif singkat.
Dengan memadukan pengalaman, pemikiran, dan pandangan dari berbagai penulis, buku ini memberikan kontribusi berharga terutama terkait dengan pembangunan infrastruktur di Kalimantan Utara.
Keseluruhan narasi buku ini, terutama 11 program prioritas pembangunan di Kaltara, yang dapat Anda baca dengan saksama, tidak hanya memberikan informasi yang berharga.
Lebih dari itu. Pustaka langka pertama di bidangya (infrastuktur dan konektivitas Kaltara) ini juga menginspirasi pembaca. Untuk dapat lebih mengapresiasi proses kreatif dalam dunia literasi.
(Rangkaya Bada)