Dr. Stefanus Masiun Menghitung Valuasi Ekonomi Wilayah Adat Taman Sunsong
Dr. Stefanus Masiun |
SANGGAU NEWS: Dr. Stefanus Masiun, seorang ahli ekonomi lingkungan yang memiliki pengalaman praktis, baru-baru ini merilis hasil penelitiannya. Inilah hasil penelitian yang cukup mengejutkan. Tentang valuasi (nilai) ekonomi wilayah adat yang nirbatas.
Valuasi (nilai) ekonomi wilayah adat
Hasil penelitian yang mengejutkan banyak pihak, sekaligus mencelikkan ini, terkait valuasi (nilai) ekonomi wilayah adat Taman Sunsong.
Menurutnya, valuasi terhadap wilayah adat tersebut melebihi jauh estimasi nilai ekonomi sumber daya alam yang umumnya digunakan. Yakni menghitung benda-benda, atau entitas di wilayah itu secara fisik belaka, tidak memasukkan valuasi yang bersifat intangible (yang tidak kasat inderawi).
Baca Institut Teknologi Keling Kumang, Sekadau Termegah Dan Ter Ter Lainnya Di Bumi Lawang Kuwari
Masiun saat ini menjabat sebagai Rektor Institut Teknologi Keling Kumang di Sekadau. Ia meraih gelar "Doktor" dalam bidang Ekonomi Lingkungan dari Universitas Tanjung Pura, Pontianak.
"Penting semua pihak memahami serta menghormati nilai budaya dan ekonomi yang terkandung dalam wilayah adat. Oleh sebab nilai ekonominya nirbatas, dan berkelanjutan, wajib hutan adat tidak dijual lagi," tegasnya.
Kekayaan wilayah adat Taman Sunsong
Dalam penelitiannya, Dr. Masiun mempresentasikan data dan fakta mengenai kekayaan wilayah adat Taman Sunsong di Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat. Wilayah ini mencakup Dusun Sakatiga, Dusun Sunsong, Dusun Bungkong, dan Nate Lalang.
Hutan adat bukan hanya sebagai sumber kehidupan, tetapi juga identitas budaya yang kaya. Berbagai jenis tumbuhan, obat-obatan, hewan asli, dan endemik merupakan bagian integral dari hutan adat ini.
Identitas budaya yang kaya
Hutan dan lahan di wilayah ini telah menjadi penopang kehidupan masyarakat selama berabad-abad, dengan sumber daya alam yang vital untuk mata pencaharian mereka.
Masyarakat Adat Dayak Taman Sunsong telah menjaga wilayah adat mereka secara turun-temurun selama ribuan tahun, jauh sebelum Indonesia merdeka.
Hutan adat bukan hanya sebagai sumber kehidupan, tetapi juga identitas budaya yang kaya.
Berbagai jenis tumbuhan, obat-obatan, hewan asli, dan endemik merupakan bagian integral dari hutan adat ini.
Wilayah adat dan pengakuan negara
Sebagai pemilik dan penjaga wilayah adat, masyarakat Taman Sunsong menjalankan pengelolaan yang ketat dan menjaga warisan nenek moyang mereka dengan penuh perhatian.
Pengakuan resmi dari negara menjadi sangat penting bagi mereka untuk memastikan keberlanjutan kehidupan mereka sebagai masyarakat adat.
Pengakuan ini memberikan perlindungan hukum yang memastikan tanah, hutan, dan sumber daya alam yang menjadi sumber utama kesejahteraan mereka akan terus terjaga dalam jangka pendek dan panjang.
Baca Masa Depan IKN Dan Ancaman Percepatan Deforestasi Borneo
Seiring dengan mengungkap nilai-nilai dan pentingnya wilayah adat, Dr. Masiun juga menghitung total nilai kekayaan Wilayah Adat Taman Sunsong, yang mencapai angka yang sangat besar. Hal ini semakin memperkuat suara perjuangan masyarakat adat dan mengingatkan semua orang akan pentingnya menjaga keberlanjutan lingkungan dan budaya untuk kesejahteraan bersama.
Pesan dari nilai-nilai ini tidak hanya mencakup aspek ekonomi. Tetapi juga budaya, identitas, dan keberlanjutan hidup yang saat ini menjadi topik pembicaraan di seluruh Indonesia, bukan hanya di Kalimantan Barat.
Dengan menjaga dan menghormati warisan nenek moyang ini, generasi saat ini dan yang akan datang akan terus merasakan manfaat hutan adat. Selain memperkuat konsep keberlanjutan yang tak tergantikan.
Kualitas seorang Doktor
Kualitas seorang Doktor tercermin dari bukan saja pemikiran, melainkan karya ilmiahnya.
Publikasi ini membuktikan "kelas" seorang Masiun. Seorang cerdik cendikia yang mampu menggunakan "pisau analisis", teori untuk menjelaskan fenomena.
Lebih dari itu, kelas seorang Doktor dibuktikan dengan novelty. Yakni kebaruan di dalam membangun konsep sendiri dan keberanian untuk mengujinya ke ranah publik.
Di mana letak novelty Masiun?
Yakn pada temuannya di dalam proses menyelidiki valuasi wilayah adat Taman Sunsong di Kabupaten Sekadau, dengan fokus pada mengungkap nilai budaya, ekonomi, dan lingkungan yang melekat pada komunitas Masyarakat Adat Taman Sunsong.
Baca Jokowi Menggiring Bola Ke Mana?
Penelitian Masiun menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif, dengan melakukan survei lapangan untuk mengumpulkan data tentang profil sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat adat.
Wawancara mendalam dilakukan dengan para tokoh adat dan anggota masyarakat untuk memperoleh pemahaman yang mendalam.
Data ekonomi diperoleh melalui survei dan pendekatan harga pasar serta benefit transfer. Hasil penelitian mengungkap bahwa Masyarakat Adat Taman Sunsong memiliki keunikan budaya dan sistem kehidupan yang diatur oleh nilai-nilai adat, ritual, dan agama.
Baca Astra Agro, Pemain Sawit Terbesar Indonesia Dan Dunia
Kehidupan sosial mereka didasarkan pada interaksi yang kuat dalam komunitas, sementara hubungan yang erat dengan alam sekitar juga memiliki peran penting. Pentingnya pelestarian alam dan budaya tercermin dalam nilai tinggi yang diberikan kepada hutan adat.
Hutan Adat Taman Sunsong memiliki nilai budaya dan pengetahuan mendalam tentang keseimbangan ekosistem dan pemanfaatan sumber daya alam.
Valuasi ekonomi wilayah adat
Valuasi ekonomi wilayah adat Taman Sunsong bergantung pada ladang, kebun, kerajinan tradisional, dan juga potensi pariwisata alam.Untuk menghitung nilai ekonomi wilayah adat, digunakan pendekatan harga pasar dan metode benefit transfer.
Harga pasar digunakan untuk mengukur nilai komoditas pertanian dan hasil hutan. Metode benefit transfer digunakan untuk memperkirakan nilai layanan lingkungan seperti produksi oksigen oleh hutan.
Dr. Stefanus Masiun telah menerobos wilayah penelitian terdahulu. Dan menyajikan hasil penelitian yang mengejutkan.
(Pohon Sukacitakami)