Munaldus: Sekolah Konglomerasi Koperasi dan Kepemimpinan
Oleh Munaldus Nerang
SANGGAU NEWS : Munaldus Nerang, M.A., satu dari 4 penggagas dan pendiri CU Keling Kumang dan Gerakan CU Keling Kumang (GCUKK) menyatakan bahwa telah tiba saatnya untuk mendirikan Sekolah Konglomerasi Koperasi dan Kepemimpinan (SK-3).
Kata Munaldus, "Dalam lanskap yang terus berubah ini, koperasi menjadi salah satu kekuatan utama yang mampu membangun fondasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan."
Sekolah Konglomerasi Koperasi dan Kepemimpinan bukan impian tapi kebutuhan
Berbekalkan pengalaman mendirikan SMK Keling Kumang dan Institut Teknologi Keling Kumang di Sekadau, di mana anggota CUKK menginginkan secara eksplisit satu keluarga satu sarjana, maka mendirikan Sekolah Konglomerasi Koperasi dan Kepemimpinan bukan impian.
CUKK sendiri telah memiliki dan mengelola ITKK. Sekolah Konglomerasi Koperasi dan Kepemimpinan yang dimaksudkan bekerja sama serta merangkul berbagai pemangku kepentingan untuk mewujudkannya. ITKK memang telah memiliki Program Studi Keriwausahaan, namun tidak telah ke Sekolah Konglomerasi Koperasi dan Kepemimpinan.
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keberagaman, tidak hanya memiliki kekayaan alam, tetapi juga kekayaan budaya dan sosial yang luar biasa.
Di tengah dinamika politik dan ekonomi, muncul sebuah inisiatif yang menarik perhatian banyak pihak: Sekolah Konglomerasi Koperasi dan Kepemimpinan, atau yang akrab disebut SK-3.
Menggali Inspirasi dari iCOOP Korea
SK-3 hadir sebagai jawaban atas kebutuhan akan kader-kader koperasi yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam tentang ideologi koperasi dan kemampuan kepemimpinan yang tangguh.
Inspirasi terkait dengan SK-3, datang dari iCOOP di Korea, sebuah koperasi konsumsi yang berhasil besar dan kuat.
Sebuah langkah revolusioner, iCOOP memiliki "iCOOP Co-operative Institute," sebuah lembaga pendidikan yang menjadi pilar keberhasilan mereka.
Baca Jokowi Menggiring Bola Ke Mana?
Didirikan sembilan tahun setelah iCOOP berdiri, institut ini bukan hanya sekadar tempat pendidikan, melainkan think tank yang memberikan kontribusi melalui riset, dokumentasi, dan pendidikan.
Prof. Seungkwon Jang, Ph.D., dari Sungkonghoe University, mengungkapkan tiga rahasia kesuksesan iCOOP: partisipasi, keuangan, dan integrasi (trust).
Membangun Dasar Manajemen Pengetahuan
SK3 di Indonesia tampaknya mengambil langkah serupa. Dengan kemitraan antara Puskhat dan INKUR, SK-3 bertujuan untuk melahirkan lulusan yang bukan hanya terampil dalam hal ideologi koperasi, tetapi juga mampu menganalisis secara mendalam teori-teori ekonomi dan filsafat.
Sebanyak 26 peserta terpilih akan menjalani program dua bulan penuh. The chosen people itu diharapkan mampu menjadi motor penggerak dalam mempercepat tercapainya konglomerasi koperasi di Indonesia.
Fokus pada Partisipasi Aktif dan Kolaborasi
Langkah pertama SK-3 adalah menekankan partisipasi aktif peserta dalam setiap aspek pembelajaran.
Diskusi, kolaborasi, dan proyek bersama menjadi pondasi untuk membangun semangat koperasi dan kepemimpinan yang solid.
Dengan hanya 26 peserta, program ini tidak hanya memberikan fokus yang intens, tetapi juga memastikan kualitas pembelajaran.
Meretas Jalan Internasional
Tidak hanya terpaku pada ranah lokal, SK3 berambisi untuk membuka pintu gerakan koperasi Indonesia ke arena internasional.
Baca IKN Pasca Pemerintahan Jokowi
Setiap peserta wajib belajar bahasa Inggris setiap harinya, membuka peluang untuk bersosialisasi dan berkolaborasi di kancah internasional. Ini bukan hanya sekadar upaya untuk mengakses pasar global, tetapi juga untuk menjadi bagian dari perkembangan koperasi dunia.
Meningkatkan Riset dan Dokumentasi Lokal
Melihat keberhasilan iCOOP yang didukung oleh riset mendalam, SK-3 juga menekankan pada upaya riset dan dokumentasi terkait koperasi di Indonesia. Lembaga ini tidak hanya membentuk basis manajemen pengetahuan yang kuat, tetapi juga menjadi landasan untuk pengembangan model bisnis koperasi yang sesuai dengan dinamika lokal.
Saat SK-3 meluncur, pandangan ke masa depan koperasi di Indonesia menjadi semakin cerah.
Dengan kader-kader yang terlatih dengan baik. Didukung oleh pemahaman mendalam tentang koperasi dan keterampilan kepemimpinan yang solid. Niscaya kita dapat berharap untuk melihat pertumbuhan koperasi yang lebih besar dan berkelanjutan di tanah air.
SK-3 menjadi persembahan penting dalam membangun fondasi yang kuat untuk masa depan koperasi Indonesia yang lebih baik.
Seperti dikemukakan oleh Tim Duncan: Good, better, best. Never let it rest. Until your good is better and your better is best.*)