Susana Herpena: Literasi Politik Kaum Perempuan dan Upaya Menghapus Citra Minor 4-M Perempuan di Masa Lalu
Susana Herpena, S.Sos. |
Susana Herpena, seorang tokoh politik perempuan yang berperan penting di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, baru-baru ini mengambil inisiatif untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman.
Sharing Susana terkait dengan topik literasi dan peran politik perempuan dalam acara Hari Ulang Tahun Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) di Batang Tarang belum lama berselang.
Dalam acara tersebut, Susana memberikan wawasan yang berharga tentang peran perempuan dalam politik. Serta bagaimana politik sebenarnya adalah tentang pengelolaan yang sejalan dengan pengelolaan rumah tangga, kota, dan negara.
Susana (kanan) disambut senang wakil WKRI Batang Tarang usai pemaparan. |
"Dalam acara ini, saya merasa terpanggil untuk berbicara tentang literasi dan peran politik perempuan. Literasi adalah kunci untuk memberdayakan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk politik. Kita harus memiliki pengetahuan yang cukup untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi komunitas kita, kota, dan negara kita. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama memperkuat literasi kita agar kita bisa memiliki suara yang lebih kuat dalam politik," paparnya.
Dikemukakannya bahwa perempuan memiliki peran penting dalam politik yang sering kali terabaikan. Politik bukan hanya urusan laki-laki, tetapi juga merupakan bagian integral dari kehidupan perempuan. Politik sejatinya adalah tentang bagaimana kita mengelola rumah tangga, kota, dan negara kita. Ini berkaitan dengan kemampuan kita dalam mengelola masalah-masalah sehari-hari, berkolaborasi dengan orang lain, dan membuat keputusan yang baik untuk kebaikan bersama.
"Sebagai perempuan, kita memiliki pengalaman yang berharga dalam mengelola rumah tangga. Kita seringkali menjadi manajer rumah tangga, mengatur keuangan, mendidik anak-anak, dan menjaga kesejahteraan keluarga. Kemampuan ini juga dapat diterapkan dalam politik. Kita dapat memanfaatkan kemampuan kita dalam merancang kebijakan yang mendukung keluarga dan anak-anak, serta mempromosikan kesetaraan gender," papar Susana.
Ketika kita berbicara tentang mengelola kota, perempuan juga memiliki banyak kontribusi berharga. Kita memiliki pandangan unik tentang infrastruktur, lingkungan, kesehatan, dan pendidikan. Melalui keterlibatan aktif dalam politik, kita dapat memastikan bahwa suara-suara perempuan didengar dan masalah-masalah yang kita pedulikan diakomodasi.
Yang tidak kalah penting adalah peran politik perempuan dalam mengelola negara sangat penting. Kita dapat berperan sebagai pemimpin yang berkualitas dan memegang peran kunci dalam pembuatan kebijakan nasional. Kita dapat membawa perspektif yang beragam, menciptakan kebijakan yang adil dan inklusif, serta mempromosikan perdamaian dan stabilitas.
"Jadi, mari kita bersama-sama merayakan peran perempuan dalam politik. Mari kita terus memperkuat literasi kita, berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan, dan bekerja bersama untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik dan lebih adil untuk semua," kata Susana membikin sesi sosialisasi literasi peran perempuan dalam politik itu kian hangat dan menarik.
Perempuan yang tinggal di desa Serambai Jaya itu mengajak kaumnya untuk bersama-sama menyadari bahwa perempuan adalah kekuatan besar di balik kesuksesan Pemilu 2024. Ia ingin perempuan berperan dalam politik, selain "hanya" urusan dapur, melahirkan, berdandan, dan menghibur.
Rupanya, Susana Herpina, seorang caleg DPR RI dari Partai Golkar, memiliki bakat yang luar biasa dalam memotivasi perempuan agar lebih literat dan aktif dalam politik. Dia mampu "menghipnotis" sesama perempuan untuk membuka mata mereka terhadap peran penting yang bisa dimainkan oleh perempuan dalam dunia politik. Dalam pidatonya, Susana dengan penuh semangat menyuarakan pesannya:
"Pesta demokrasi tidak lama lagi akan dimulai. Ini adalah saat yang sangat penting di mana kita, perempuan, memiliki peran besar dalam menentukan arah masa depan negara kita, baik melalui pemilihan legislatif maupun eksekutif. Perlu kita ingat, data menunjukkan bahwa penduduk Indonesia saat ini berjumlah 275,36 juta jiwa, dan di antaranya, perempuan menyumbang sekitar 49,52% dari populasi ini. Pikirkan betapa besar andil kita dalam proses demokrasi ini," kata perempuan yang maju ke Senayan dari Dapil Kalimantan Barat II .
"Bayangkan sejenak betapa kuatnya pengaruh perempuan jika kita semua menggunakan hak pilih kita dengan bijak. Setengah dari populasi Indonesia adalah perempuan. Jika kita semua bersatu untuk memilih pemimpin yang tepat, pemimpin yang memahami kebutuhan dan aspirasi perempuan, pemimpin yang mampu mewakili dan memperjuangkan hak-hak kita, maka bangsa ini akan menjadi semakin besar dan kuat," lanjutnya.
Susana: literasi politik bagi kaum perempuan. |
"Saudari-saudari, perempuan," papar Susana. "Kita memiliki pengalaman unik dalam menghadapi tantangan sehari-hari, mengelola rumah tangga, mendidik anak-anak, dan membantu membangun komunitas kita. Kemampuan ini sangat berharga dalam politik. Kita memiliki perspektif yang berbeda dan penting dalam mengambil keputusan yang memengaruhi keluarga, komunitas, dan negara kita."
Untuk itu, katanya, "Kita juga harus mengingat bahwa perempuan Indonesia memiliki potensi besar untuk berperan dalam berbagai bidang, termasuk politik. Kita memiliki kemampuan, pengetahuan, dan bakat yang dapat membawa perubahan positif. Oleh karena itu, mari kita memanfaatkan hak pilih kita untuk memilih pemimpin yang akan mewakili kita dengan baik."
Perempuan yang tinggal di desa Serambai Jaya itu mengajak kaumnya untuk bersama-sama menyadari bahwa perempuan adalah kekuatan besar di balik kesuksesan Pemilu 2024.
"Mari kita dukung satu sama lain, berkolaborasi, dan membentuk masa depan yang lebih cerah untuk generasi mendatang. Ketika perempuan terwakili dalam pemerintahan, itu adalah kemenangan bagi semua. Bersama, kita akan menjadikan bangsa ini semakin hebat."
Susana Herpena di mana saja senantiasa memotivasi perempuan untuk memahami pentingnya peran politik mereka dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih baik.
Dia mengingatkan bahwa dengan persatuan dan partisipasi aktif, perempuan dapat mencapai banyak hal dalam dunia politik dan membawa perubahan positif bagi bangsa dan negara.
Susana: Mengpahus Citra Minor 4-M Perempuan di Masa Lalu
Susana adalah salah satu contoh nyata perempuan yang berkomitmen untuk menghapus stigma dan citra negatif yang pernah melekat pada perempuan Indonesia.
Dia senantiasa bersedia berbagi pengetahuan politik kepada sesama perempuan, karena ia memiliki tekad kuat untuk meningkatkan keterwakilan perempuan dalam politik. Di Kabupaten Sanggau, ia telah membuktikan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam dunia politik, dan ia berusaha merubah pandangan tradisional yang pernah menggambarkan perempuan sebagai "4-M," yaitu:
- Masak: Pandangan bahwa tugas utama perempuan hanya berkaitan dengan memasak makanan untuk suami dan keluarga adalah stereotip yang perlu dihapuskan. Perempuan memiliki potensi yang jauh lebih besar dan dapat berkontribusi dalam berbagai bidang, termasuk politik.
- Macak / Berdandan: Pandangan bahwa tugas perempuan hanyalah untuk berdandan dan menyenangkan suami juga merupakan pemahaman yang sudah ketinggalan zaman. Perempuan memiliki hak untuk mengejar minat, bakat, dan karier mereka tanpa terbatas oleh pandangan ini.
- Manak / Melahirkan: Menganggap perempuan hanya sebagai pemenuh kebutuhan belaka adalah merendahkan dan meremehkan peran perempuan dalam masyarakat. Perempuan memiliki potensi luar biasa untuk berkontribusi pada perkembangan ekonomi, sosial, dan politik.
- Marak: Membuat suasana ceria bukanlah satu-satunya peran perempuan. Mereka juga memiliki peran yang serius dalam pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Susana bercita-cita untuk mengangkat citra perempuan Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi, di mana perempuan dihargai atas kontribusi mereka dalam politik dan berbagai aspek kehidupan lainnya.
Perempuan yang aktif di kegiatan koperasi dan merakyat ini percaya bahwa perempuan memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif dalam masyarakat dan politik, dan itu harus diakui oleh semua. Melalui pendidikan politik dan kesadaran, kita dapat bersama-sama menghapus stigma dan pandangan negatif terhadap perempuan, dan membantu menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan adil. (Masri Sareb Putra)