"The Two Popes" Benedictus XVI - Fransiskus: Film Mengharu Biru Sarat Pesan Itu
|
Film "The Two Popes"
Cerita film ini didasarkan pada peristiwa sejarah dan fiksi, menggambarkan pertemuan antara dua paus Katolik terkemuka, Paus Benediktus XVI (diperankan oleh Anthony Hopkins) dan Kardinal Jorge Mario Bergoglio, yang kemudian menjadi Paus Fransiskus (diperankan oleh Jonathan Pryce).
Film ini fokus pada pertemuan yang berlangsung pada tahun 2012, saat Paus Benediktus XVI mempertimbangkan pengunduran dirinya dari jabatan paus dan masa jabatan baru Paus Fransiskus yang sedang dalam persiapan.
Baca artikel terkait Mgr. Dr. Valentinus Saeng, CP: Uskup Sanggau
Dalam film ini, kedua paus ini memiliki pandangan yang berbeda tentang Gereja Katolik dan masa depannya. Namun, mereka juga mengeksplorasi kesamaan dan persamaan nilai-nilai.
Pertemuan dua petinggi Gereja Katolik itu membahas banyak isu. Termasuk teologi, spiritualitas, kesalahan masa lalu Gereja, dan peran Gereja dalam dunia modern.
Film ini secara mendalam menjelajahi karakter kedua paus dan mencoba menggambarkan dialog mereka yang kompleks dan beragam pandangan. Meskipun banyak aspek dalam film ini adalah fiksi, ia menangkap perasaan dan ideologi kedua tokoh ini dengan baik.
Pesan inti dari "The Two Popes". Yakni tentang pentingnya membuka dialog, mendengarkan satu sama lain, dan mencari cara untuk mencapai pemahaman dan persatuan di tengah perbedaan.
"The Two Popes" mendapatkan pujian dari kritikus film. Dan meraih beberapa nominasi dalam penghargaan industri film, termasuk beberapa nominasi di Academy Awards (Oscar).
Film ini adalah sebuah karya yang menarik untuk dibahas. Terutama bagi yang tertarik dengan sejarah Gereja Katolik, teologi, dan perdebatan tentang masa depannya.
Membuka Dialog
"The Two Popes" bertujuan untuk menunjukkan pentingnya membuka dialog antara pihak yang berlawanan dengan fokus pada kesamaan manusiawi antara kedua pemimpin tersebut.Baca juga untuk memperkaya wawasan Anda Mgr. Agustinus Agus: Kiprahnya Dan Pelayanannya Di Paroki Dan Keuskupan Sanggau
Tema ini sangat relevan pada saat pandangan-pandangan menjadi begitu polarisasi. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa karakter kedua pria ini menjadi bagian penting dari cerita.
Tentu saja, mereka adalah dua kepribadian yang sangat berbeda, dua pria yang sangat berbeda. Di satu sisi, kita memiliki seorang pria yang konservatif, seperti Ratzinger. Sementara pada sisi lain, ada seorang pria dari masa depan, seorang pria yang tumbuh di lingkungan yang benar-benar berbeda - Bergoglio yang sekarang menjadi Paus Fransiskus.
Dalam film, dua paus digambarkan sebagai dua sisi dari koin yang sama, tetapi akting mereka sangat membantu menciptakan gambaran yang meyakinkan.
Jonathan Pryce memiliki ekspresi yang sama dan suara yang mirip dengan Paus Fransiskus. Meskipun Anthony Hopkins tidak terlihat identik dengan Benediktus, dia memberikan penampilan yang luar biasa. Kita benar-benar dapat memahami kepribadian yang berbeda dari kedua pria ini."
Inti pesan, pesan inti film
Inti pesan dari film ini adalah tentang pentingnya membuka dialog antara individu yang memiliki perbedaan pandangan dan latar belakang.
Dalam film ini, Paus Benediktus XVI mewakili tradisi Katolik yang lebih konservatif. Sementara Kardinal Bergoglio mewakili pandangan yang lebih progresif. Meskipun memiliki perbedaan yang cukup besar, keduanya terlibat dalam percakapan yang mendalam dan saling memahami.
Pesan utama dari film ini adalah bahwa dialog adalah kunci untuk memahami satu sama lain, mencapai kesepakatan, dan mencari solusi bersama.
Membuka pintu untuk percakapan yang jujur dan mendalam dapat mengatasi perbedaan dan membantu membangun jembatan antara individu atau kelompok yang berbeda. Ini adalah pesan yang relevan dalam konteks masyarakat yang sering kali terpecah belah oleh perbedaan pandangan dan keyakinan.
Apa pun latar belakang, atau pandangan Anda, tak peduli. Yang kita peduli hanya pada pesan inti dari "The Two Popes". Yakni tentang pentingnya membuka dialog, mendengarkan satu sama lain, dan mencari cara untuk mencapai pemahaman dan persatuan di tengah perbedaan.
-- Masri Sareb Putra