Belajar Plus Dari Murry Bagian IV: Tribut dari Pengagum Maniak
|
The Beatles-nya Indonesia
Penerus yang mengabadikan
Senantiasa ada grup musik penerus, sepanjang zaman. Sebut saja sebagai misal: B-Plus,T-Koes (pernah, sebelum bermasalah dengan pewaris Koes Plus), dan Koes Plus in Memory.
Dan terkini, yang teranyar dan paling pas rentak irama, musik, dan warna suaranya adalah: Neo Jibles.
Setiap orang, pada galibnya punya selera musik yang unik. Termasuk penulis. Terutama mereka yang lahir pada era 1970-an, pasti menyuka warna musik dari Koes Plus. Dari mula-mula menyukai. Kemudian mengagumi, bahkan jadi maniak.
Koes Plus grup musik legendaris itu tak ada matinya. Generasi "baby boom" mengenalnya, dan menyukainya luar biasa. Dan penulis pun tanpa terkecuali.
Pengagum Koes Plus sejak usia muda
Sejak lama, penulis telah menjadi penggemar berat salah satu anggota Koes Plus, yaitu sang pemain drum yang berbakat, Murry. Selain Murry, ada juga personel lain yang tak kalah berbakat, seperti Tonny, Yon, dan Yok.
Keberuntungan pun tiba. Sejak usia kecil, kecintaan kepada Koes Plus telah tumbuh, meskipun awalnya hanya terbatas pada gambar kaset dan kalender. Namun, apapun yang terlihat mampu memicu kekaguman yang mendalam.
Sejak itu, keinginan untuk bertemu langsung dengan mereka, kelompok musik yang telah menjadi idola, membayangi harapan tanpa kepastian.
Pada masa itu, bermimpi saja terasa sebagai suatu keberanian yang jauh dari jangkauan, tanpa tanda-tanda atau petunjuk yang memungkinkan itu terjadi.
Namun, takdir berkata lain pada tahun 1999. Penulis akhirnya mendapatkan kesempatan langka untuk bertatap muka dengan tiga personel Koes Plus di sebuah acara syukuran yang diadakan oleh Kompas Gramedia di Jalan Palmerah 22-26 Jakarta.
Suatu rasa kehilangan terasa karena Tonny, sosok perancang warna musik Koes Plus, telah menghadap "api biru" atau meninggal dunia. Meskipun begitu, pertemuan ini tetap menjadi momen berharga yang selalu dikenang.
Baca Belajar Plus Dari Murry - Bagian I
Tidak ada kata-kata yang dapat sepenuhnya menggambarkan kegembiraan dan kekaguman penulis ketika akhirnya bisa berhadapan langsung dengan idola-idolanya. Meskipun sayangnya, tanpa adanya dokumentasi fotonya, kenangan itu tetap membekas dalam ingatan sebagai bukti bahwa keberuntungan kadang-kadang berpihak dan mewujudkan impian yang tampaknya tak mungkin.
Saya berinteraksi langsung dengan 3 personel Koes + pada ketika itu. Usai pentas, saya nekad naik panggung. Saya salami mereka satu per satu. Dengan Yon, saya merangkulnya. Sekalian mengukur, ternyata Yon si empunya suara emas, tidak juga posturnya tinggi besar!
Momen bertemu dengan personel Koes Plus tidak hanya sekadar pertemuan fisik, tetapi juga menjadi simbol perjalanan panjang dari seorang penggemar setia sejak kecil yang akhirnya meraih kesempatan untuk mengungkapkan rasa kagum secara langsung kepada para penyelenggara musik yang begitu diidolakan. Ini adalah cerita tentang bagaimana keberuntungan, terlepas dari seberapa kecilnya, bisa mengubah mimpi menjadi kenyataan, dan bagaimana pertemuan tak terduga bisa menjadi harta karun dalam perjalanan hidup seseorang.
Kesempatan pun tibalah. Seperti tampak pada ilustrasi. Suatu waktu yang indah, memungkinkan penulis untuk mendekati kesempurnaan dalam satu momen berharga: berfoto bersama Murry. Momen ini tak terlupakan, terjadi saat penampilan Koes Plus + (minus Tony) pada tahun 2013, di Mall SMS, Gading Serpong, Tangerang, Banten.
Siapa sebenarnya Murry?
Namun, siapa sebenarnya Murry?
Kasmuri atau akrab disapa Murry (18 Juni 1949 – 1 Februari 2014) merupakan salah satu dari empat sosok penting dalam sejarah Koes Plus.
Dalam grup musik ini, peran utamanya adalah sebagai pemain gitar dan drummer yang sangat berbakat. Tak hanya itu, Murry juga sering berperan sebagai penyanyi latar, dan dalam beberapa lagu, ia bahkan menjadi vokalis utama yang menghentak.
Murry seorang penyihir irama drum yang memukau. Setiap ketukan drumnya menghasilkan suara yang luar biasa. Begitu memikat. Sedemikian rupa, sehingga seluruh tubuh tak bisa menahan diri untuk mengikuti alunan iramanya.
Menariknya, Murry adalah satu-satunya anggota Koes Plus yang bertahan paling lama tanpa memiliki ikatan keluarga dengan Koeswoyo, keluarga pendiri grup ini.
Beberapa karya terbaik dari Murry yang membekas dalam hati penggemar musik Indonesia adalah "Kau Bina Hidup Baru," "Desember," "Penyanyi Muda," dan "Besi Tua."
Lagu-lagu ini tidak hanya melodi yang indah, tetapi juga mengandung pesan-pesan mendalam yang terus menginspirasi generasi demi generasi. Murry, dengan bakat dan dedikasinya, telah meninggalkan jejak tak terhapuskan dalam sejarah musik Tanah Air.
Murry: Plus-nya Koes
"Koes Plus, grup musik legendaris Indonesia yang kini diakui oleh semua generasi, memiliki awalnya sebagai Koes Bersaudara.
Namun, pergantian yang tak ternilai harganya terjadi ketika Murry bergabung, yang memberikan sentuhan "Plus". Yang ikonik pada nama mereka. Oleh karena itu, muncullah nama yang begitu kita kenal saat ini: Koes Plus.
Dengan demikian, Murry adalah elemen kunci. Yang menjadikan grup musik legendaris ini, yang awalnya bernama Koes Bersaudara, menjadi Koes Plus."
Murry adalah seorang penyihir irama drum yang memukau. Setiap ketukan drumnya menghasilkan suara yang luar biasa. Begitu memikat. Sedemikian rupa, sehingga seluruh tubuh tak bisa menahan diri untuk mengikuti alunan iramanya.
Ketika Murry memainkan gendangnya dalam panggung irama musik pop Melayu, ia seperti seorang pesulap. Yang mampu membuat tubuh-tubuh penonton bergerak dan bergoyang, dalam suasana riang gembira tanpa menanggung beban hidup. Bergoyang mengikuti arus musik yang mengalir begitu indah dari tangannya. (Bersambung)
- Masri Sareb Putra