Masri Sareb Putra menerima anugerah Iban Prize
|
Masri Sareb Putra, M.A. menerima Iban Prize dalam Iban Summit II tahun 2023 yang diadakan di Tapang Sambas, Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat pada tanggal 24-25 Maret 2023.
Masri Sareb Putra adalah seorang peneliti dan penulis nasional yang telah memberikan kontribusi dalam penelitian tentang suku Dayak, khususnya suku Dayak Iban. Ia telah meneliti dengan mendalam mengenai suku Dayak Iban dan hasil penelitiannya telah menarik perhatian banyak pihak.
Seperti diketahui bahwa Masri Sareb Putra berasal dari Jangkang, Kabupaten Sanggau yang kini "kembali pulang" ke Sekadau dipercaya memangku tugas Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Puslitniasmas) Institut Teknologi Keling Kumang (ITKK) Sekadau. Biodatanya dapat dikunjungi di https://id.wikipedia.org/wiki/Masri_Sareb_Putra
Meskipun Masri Sareb Putra merasa belum sepenuhnya layak
menerima penghargaan ini, ia sangat bersyukur dan berterima kasih atas
penghargaan yang diberikan oleh Gerakan CU Keling Kumang pada Hari Raya Kabar
Sukacita pada tanggal 25 Januari 2023. Penghargaan ini dianggap sebagai suatu
anugerah yang luar biasa dan membanggakan. Masri merasa terkejut dan tidak
pernah mengharapkan penghargaan ini, karena ia hanya menjalankan kewajibannya
sebagai peneliti dan penulis yang mencintai literasi Iban.
Melalui pesan yang dikirimkan melalui WhatsApp pada tanggal
26 Maret 2023, pukul 10.28, Masri Sareb Putra menyampaikan rasa terima
kasihnya:
"IBAN PRIZE 2023 Terima kasih kepada Gerakan CU Keling Kumang, atas award yang diberikan kepada saya pada Hari Raya Kabar Sukacita (25/01-2023). Meski belum banyak yang saya berikan, rasanya, sungguh ini suatu anugerah yang luar biasa sekaligus membanggakan," terang pria penyuka country music dan Koes Plus.
Iban Prize bagi Masri menjadi lebih bermakna. Sekaligus mengukuhkan tekad untuk menjaga serta meningkatkan kemuliaan dan kehormatan suku bangsa Iban melalui upaya literasi yang sistematis dan metodis.
"Saya masih exited, sehingga
belum tahu bagaimana cara membalas karunia sebesar ini, kecuali menjaga marwah
dan menambah kehormatan serta kemuliaan suku bangsa Iban. Prize ini
tak-terduga. Dan sama sekali tidak diniatkan, manakala melakukan hal-hal yang
seharusnya dilakukan. Tapi ujud pengakuan orang (lain) atas kecintaan,
sekaligus passion, pada Literasi Iban. Saya (hanya) memindahkan tacit knowledge
ke dalam explicit knowledge, berupa dokumen tertulis yang sistematis dan
metodis, serta koheren. Jika demikian, apakah yang menjadi jasa saya? Kecuali
berkanjang pada bidang dan mencintai profesi sebagai peneliti dan
penulis?" imbuhnya dengan sukacita.
Penghargaan ini memberikan pengakuan atas dedikasi Masri
Sareb Putra dalam mengembangkan dan mempromosikan literasi Iban, serta menjaga
kehormatan dan kemuliaan suku bangsa Iban. Meskipun ia merasa belum layak,
pesan ini mencerminkan apresiasi dan komitmen Masri terhadap pekerjaannya
sebagai peneliti dan penulis, serta cintanya pada budaya dan literasi suku
Dayak Iban.
Munaldus Nerang, salah satu pendiri Credit Union Keling
Kumang, merupakan tokoh yang pertama kali menginisiasi Iban Prize. Penghargaan
ini diawali atas inisiatifnya, sebagai bentuk pengakuan terhadap kontribusi
para individu dalam memajukan literasi dan budaya suku Dayak Iban.
Dengan dedikasi Masri Sareb Putra telah melakukan penelitian dan penulisan tentang suku Dayak Iban, antara lain novel sejarah Keling Kumang (2015), Ketugau Tesaek (2022), dan 30 Tahun CU Keling Kumang (2023).
Anugerah Iban Prize bagi Masri menjadi lebih bermakna. Sekaligus mengukuhkan tekad untuk menjaga serta meningkatkan kemuliaan dan kehormatan suku bangsa Iban melalui upaya literasi yang sistematis dan metodis.
Dalam sejarah Iban di Indonesia, Masri adalah penerima pertama Iban Prize. Menurut keputusan Panitia, di masa yang akan datang, akan diteruskan tradisi baik ini, yakni memberikan award kepada siapa saja, baik dari dalam maupun di luar suku bangsa Iban, yang berkontribusi nyata bagi keadaban dan perkembangan Iban dalam arti khusus dan luas. (M. Mardani)