Aronak Belopa: Titik Kumpul, Public Sphere Kebanggaan Sanggau
|
Bahasa yang digunakan dalam narasi ini tampaknya berada di luar cakupan pemahaman umum. Sedemikian rupa, sehingga bahkan usaha untuk merujuk kamus tampaknya tidak akan menghasilkan penjelasan yang cukup memuaskan.
Namun, pintu pemahaman yang terbuka lebar bagi mereka yang memahami bahasa Bidayuh, terutama dialek Jangkang (Bekidoh), membawa cahaya ke dalam kegelapan makna. Ternyata, kata "aronak" mengandung makna mendalam karena terdiri dari dua elemen kata, yakni "arokng nya'," yang secara harfiah mengacu pada suatu tempat untuk...
Aronak Belopa. Sebuah ruang. Di mana gagasan-gagasan dan pertemuan-pertemuan mengalir bersama. Menciptakan esensi yang lebih besar daripada sekadar geografi fisiknya.
Dalam konteks yang berbeda, tetapi masih dalam ranah Bahasa Bidayuh Jangkang, kata "belopa" dari kata dasar "lopa" yang secara harfiah berarti: lelah, cape', penat. Sedangkan "be" adalah ber. Sehingga "belopa" berarti" melepas lelah, bersantai, atau berekreasi.
Dengan penerangan ini, maka gambaran semakin jelas: bahwa area yang dibangun dengan patung pahlawan bangsa serta patung orang Dayak ini dimaksudkan sebagai: tempat untuk bersantai, melepas lelah, untuk rekreasi, atau rest area.
Wilayah ini yang dulunya berupa rawa-rawa yang terkesan tak terurus dan kumuh, terletak di sebelah Balai Betomu. Beriringan dengan barisan rumah-rumah yang dihuni oleh penduduk Terminal Sanggau, yang berada di belakang kawasan tersebut.
Lokasinya bersebelahan dengan Kantor Bank BRI, di Jalan Jenderal Sudirman, Sanggau. Namun, melalui perubahan yang telah terjadi. Dalam rentang dinamika zaman. Kini tempat ini telah beralih fungsi menjadi suatu pusat perjumpaan.
Perjumpaan bagi bukan saja wararga keturunan Daranante - Babai Cinga. Tapi juga seluruh suku bangsa. Yang datang, dan memintas wilayah timur Kalimantan Barat. Hingga ujung bumi, nun jauh di Hulu Kapuas, berbatasan dengan Malaysia.
Lebih dari itu. Tempat ini melambangkan semacam "public sphere" dalam era kontemporer, yang diakui dengan jelas oleh masyarakat Sanggau sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas nasional mereka.
Sebuah ruang. Di mana gagasan-gagasan dan pertemuan-pertemuan mengalir bersama. Menciptakan esensi yang lebih besar daripada sekadar geografi fisiknya.
Aronak Belopa. Sanggau geto, lho!*)