Tuku' Garam
sumber gambar: istockphoto-475786147-1024x1024 |
Sebuah istilah unik yang populer di kalangan masyarakat Sanggau, Sekadau, dan Sintang. Ungkapan yang menyiratkan cap atau sebutan bagi orang yang kikir.
Istilah "masin" atau asin nampaknya telah ada sejak lama, menjadi cikal bakal bagi konsep "tuku' garam." Pemahaman akan istilah ini mungkin sulit bagi yang tidak mengenal konteksnya. Konteks historis yang menarik, mengaitkan "tuku' garam" dengan aktivitas menimbun dan menjual garam, yang dapat menghasilkan kekayaan dalam jangka waktu tertentu.
Ketebalan garam yang menumpuk seiring berjalannya waktu menyebabkan seseorang menjadi masin yang sangat asin. Kiasan ini memberi gambaran kuat tentang betapa kikirnya orang yang terkena julukan "tuku' garam." Istilah yang terdengar sederhana ini, sebenarnya menyimpan makna mendalam tentang sifat manusia dalam bersikap murah hati atau pelit.
Melalui "tuku' garam," masyarakat daerah ini mampu merangkai tradisi lisan yang kaya dan unik, mencerminkan cara hidup serta pandangan mereka terhadap kekayaan dan sikap sosial. Pesan yang dapat dipetik dari istilah ini adalah pentingnya menjadi lebih murah hati dan berbagi, sehingga tidak menjadi sosok "masin yang sangat asin." *)