Taman Kelempiau: Pesona dan Nuansa Alam Sekadau
Nama jalan yang sugguh unik di Taman Kelempiau. |
Jomblo jangan baca! Langsung saja ke sini. Mengapa? Sebab jalan ini rasi. Pasti memberi peruntungan: jodoh!
Unik. Sungguh unik. Jalan yang membuat saya terhenyak. Bukan sebentar. Tapi lama sekali.
Jika Anda dari Sekadau ke Sintang, maka sekitar 30 menit perjalanan. Berhentilah depan sebuah rumah panjang (betang) di Tapang Sambas. Ada sepasang tugu dari batang tebelian berdiri kokoh, kiri kanan. Diukir khas Dayak. Sepasang tugu Keling dan Kumang. Legenda sekaligus Rama dan Sinta orang Iban.
Itulah kantor Pusat CU Keling Kumang!
Lalu Anda ke seberang jalan, ke kiri. Ada jalan masuk ke arah hutan perawan. Diberi nama: Taman Kelampiau.
Meski belum sepenuhnya bisa berkontribusi, saya salah satu pembina Yayasan Pemberdayaan bagi, salah satunya, pengembangan Taman Tersebut. Yang bisa kusumbangkan, barulah sebatas pemikiran dan promosi kecil-kecilan, via tulisan dan wicara.
Ketika didirikan, di Tapang Sambas, Yayasan bernama: Yayasan Pemberdayaan Sumber Daya Ibanik. Namun, seiring perkembangan. Karena ini merupakan sosiopreneur, yang melibatkan bukan hanya suku bangsa Iban, melainkan juga dunia luar –maka nomen clatur diubah menjadi: Yayasan Permberdayaan Sumber Daya Keling Kumang (YPSDKK).
Saya tetap “dipakai” sebagai pembina, meski seorang Bidayuh. Namun, yang telah dijadikan “orang Iban” dengan berbagai alasan, dan juga: pertimbangan. Saya kini orang Iban, sejak 25 Maret 2023. Diangkat dalam upacara khusus. Diberi nama pesaling Puyang Deraman. Seorang saktimandraguna Dayak Desa'. Meski bukan kelas mahasakti, tapi punya pengaroh cukup mumpuni.
Kini saya –setelah turut mendirikan Institut Teknologi Keling Kumang (ITKK), telah menjadi “orang dalam” komunitas Keling Kumang Grup. Sebab, melalui Surat Keputusan (SK) resmi Ketua Yayasan Pendidikan Keling Kumang (YPKK), saya ditunjuk dan dipercapa sebagai: Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Puslitdianmas) ITKK.
Begitu alkisahnya.
Munaldus Nerang, M.A. sebenarnya otak yayasan ini. Saya biasanya diajaknya diskusi, tukar pikiran, sebelum eksekusi hal-hal penting dan besar. Termasuk perhelatan akbar, diselenggarakan pada 24-25 Maret 2023: Ibanic Summit II melibatkan Dayak Iban di seantero dunia, utamanya dari Malaysia. Sungguh perhelatan yang luar biasa. Sekaligus biasa di luar.
Jalan di Taman Kelampiau, Tapang Sambas, Kabupaten Sekadau ini unik. Lucu. Geli. Tapi simbolik luar biasa kandungan muatan falsafah di baliknya. Sekaligus parodi. Ngasuh ka’ ketawa –kata orang Iban.Nah, di Taman Klampiau itu. Banyak aneka satwa dan flora. Kayu-kayu dan perdu dibiarkan begitu saja alami. Ada bungalow yang disewakan per malam, dengan harga terjangkau. Pula ada warung kopi dan sajian kudapan alami ala kampung.
Semuanya membuat betah pengunjung. Apalagi di depan mata ada sebuah kolam, alami. Dapat bermain-main di airnya menggunakan perahu ke sana kemari, ditingkah nyanyian burung-burung.
Yang khas: jalan di dalam Taman Kelampiau bukan di atas tanah, melainkan jembatan kayu (papan). Hal itu karena di bawahnya basah, air payau, atau istilah di setempat: laba’.
Uniknya, nama jalan di situ. Yang saya nancap dan tetap ingat. Sehingga banyak yang selfie, termasuk saya. Bacalah di gambar utama kita itu.
Nama jalan yang sungguh lucu. Selain tentu saja kreatif. Benar-benar orisinil idenya.
Salute! (Masri Sareb Putra)