Sanggau dan Penduduknya Era Pengaruh Hindu-India pra abad XIV
Jalur perjalanan pengaruh Hindu-India lewat perairan laut menuju Varuna-dvipa - Borneo dan Kalimantan di masa lampau. |
Kesultanan/ kerajaan Sanggau era pengaruh dan corak Islam dengan tokohnya Abang Abdurrahman, sebelum pada tahun 1380 tarikh Masehi, masih dicoraki dan dipengaruhi Hindu-India. Sedemikian rupa, sehingga kini di Kalimantan Tengah (Mentaren, Tumbang Manggu, dan sebagian Kapuas); masih ada penganut Kaharingan yang bercorakkan Hindu.
Pasca 1380 hingga awal abad 19, Sanggau dicoraki pengaruh Islam terutama di pesisir dan si sepanjang aliran sungai besar, seperti: Kapuas, Sekayam, dan Mengkiang.
Apa yang menjadi daya tarik orang Hindu-India, sedemikian rupa, sehingga tiba di pulau yang mereka sebut "Varuna-dvipa?" - nama Kalimantan pada awal mulanya?Mula-mulanya karena berdagang. Penyebaran agama (Hindu), bukan tujuan utama, melainkan boleh dibilang sebagai "unintended consequences" dari berdagang itu.
Akan tetapi, begitu misionaris OFM Cap tiba di Borneo pada 1905, orang Dayak sebagai penduduk asli Borneo memeluk Katolik. Sedemikian rupa, sehingga hari ini penduduk asli Sanggau meyoritas Katolik.
Dinamika dari pengaruh Sanggau dari Hindu-India, Islam, Katolik telah menjadi sejarah.
Dalam horizon sejarah masa lampau, yakni corak dan pengaruh Hindu-India di Sanggau. Menarik menelusuri bagaimana Hindu-India tiba di Nusantara (Kutai, Muara Kaman) dan Sanggau?
***
Mari kita cermati peta dunia. India sekilas pandang dari laut dapat tidak banyak halangan ke Varuna-dvipa (Borneo). Oleh sebab pulau terbesar ke-3 ini dikelilingi air, dan sungai, maka disebut Varuna-dvipa.
Dalam teks-teks Hindu-India kuna itulah, untuk menyebut
nama-nama pulau dan tempat, Borneo/Kalimantan disebut: Varuna-dvipa.
Apa yang menjadi daya tarik orang Hindu-India, sedemikian rupa, sehingga tiba di pulau yang mereka sebut "Varuna-Dvipa?" - nama Kalimantan pada awal mulanya?
Mula-mulanya karena berdagang.
Sementara penyebaran agama (Hindu), bukan tujuan utama, melainkan boleh
dibilang sebagai "unintended consequences" dari berdagang itu.
Kemudian, karena merasa nyaman, baru
menjadi dipengaruhi oleh faktor politik Gupta. Pustaka yang mendukung jawaban
itu, dapat membaca: The Early Voyagers of the East The Rise of Maritime
Trade of the Kalingas in Ancient India. Volume 1. 2003. Penerbit: Pratibhā
Prakāśana. Di situ tertulis,
"As indicated in the folk -
tales of Orissa , the worship of seagod 'Varuna ' was a must for sea - faring
people before ... An island , located in the Chilka lake , close to its opening
into the sea , is called ' Varuna dvipa ' (hlm. 230).
Untuk memberi nama feudatori
kemaharajaan Gupta, wilayah-wilayah feudatori, khususnya Nusantara dan
sekitarnya, diberi nama dengan sangat indah. Misalnya,
Nagadvipa=Nicobars (Nakkavara in
Cola inscriptions)
Tamraparni= Ceylon
Varuna-dvipa = Borneo
Malaya-dvipa = Kaseruman.
Di masa pengaruh Hindu-India, pulau terbesar ke-3 di dunia yang luasnya 743,330 km² diberi nama: Varuna-dvipa, *)