Penambangan Pasir di Sungai Kapuas, Hulu Kota Sanggau

Sungai Kapuas yang melintas kota penting di Kalimantan Barat seperti Pontianak, Sanggau, Sekadau, dan Sintang; mempunyai fungsi sangat stratejik. Bukan saja sebagai sarana transportasi; juga sumber kehidupan. Namun, air kehidupan itu bisa "balas dendam", ngamuk, akibat ulah manusia.

Kini misalnya sepanjang sungai Kapuas, terjadi praktik penambangan besar-besaran pasir untuk bahan bangunan apa saja.

Pasir di bawah aliran air “diambil” oleh dua faktor berbeda. Salah satunya adalah proses alami, di mana erosi lateral dan vertikel dibantu oleh aliran air yang deras. Satu lagi adalah kegiatan buatan manusia seperti penambangan dll. Penambangan pasir dari dasar sungai adalah berbahaya, mengingat efek negatifnya yang cepat atau lambat akan mempengaruhi lingkungan semesta.

Ada banyak hal terkait dengan pasir di sungai Kapuas dan sungai-sungai pada umumnya, yakni: 

Kedalaman : Kedalaman dasar sungai bertambah. Para mafia pasir ini mengambil pasir dengan cara yang tidak seimbang, sehingga arus dapat dibatasi terutama pada musim paceklik.

Kesuburan: Sungai secara bertahap menyimpan tanah subur di dataran banjir, di mana produktivitas pertanian lebih tinggi dan mendukung ketahanan pangan dan ekonomi sejumlah besar orang. Ketika dasar sungai semakin dalam, tidak akan mudah untuk menyimpan tanah subur di dataran banjir.

Delta: Produktivitas keseluruhan wilayah delta akan terpengaruh, yang pada gilirannya mempengaruhi pendapatan pertanian dan pertumbuhan ekonomi.

Muara: Ekosistem yang paling produktif di dunia adalah muara. Mungkin ada dampak pada ekosistem ini dan organisme yang dapat diandalkan serta aktivitas lainnya.

Salinitas: Di daerah pesisir, karena kedalamannya, air asin dapat bercampur dengan air tanah dan menyulitkan penggunaan yang dapat diminum. 

Kita senang saja pasir Sungai Kapuas ini dapat memberi nilai tambah di bidang ekonomi. Namun, menambang dan mengurasnya, kiranya secara arif bijaksana.*)