Mgr. Bumbun, Uskup Agung Pontianak Emeritus : Kenangan Itu Selalu Kuingat
|
Cahaya perlahan memudar. Lalu lintas yang sejak pagi ramai, perlahan mulai sepi. Kendaraan lalu-lalang dengan ringan, tak lagi menimbulkan kegaduhan.
Di tengah suasana jalanan kota Pontianak yang mulai lenggang itu, Sanggau News, yang telah berjanji bertemu dengan teman sekelasnya semasa SMA, Prof. William Cahang, merasa terlambat.
Namun, saat ia tiba di Jalan Pattimura, Pontianak. Suasana hati terasa berbeda. Ada sedikit ketegangan yang membuncah di hati. Sesat setelah bel pintu ditekan.
Kaget tak terkira saat pintu terbuka sebab sosok yang muncul membuka pintu dulu adalah sang gembala agung, Mgr. Hieronymus Herculanus Bumbun, Uskup Agung Pontianak. Ada rasa takjub bercampur malu melihat kehadiran sang gembala rohani ini.
Tetap ramah dan senantiasa hangat
Sambutan hangat datang dari Mgr. Bumbun. Senyumnya menyambut perjumpaan dengan penuh keramahan.
"Selamat malam," sapanya. "Salam sehat, monseigneur. Senang berjumpa kembali. Boleh bertemu Prof. William Chang?" kata Sanggau News sambil berusaha menjelaskan maksud kedatangannya.
Maka dimulailah percakapan yang penuh kehangatan. Uskup Agung, sebagai gembala besar yang memiliki wilayah luas, termasuk Sanggau dan Sekadau sebelum pemekaran, mengenal betul daerah-daerah tersebut. Ia begitu tertarik untuk mengetahui perkembangan umat Katolik di Sanggau saat ini.
Tak hanya itu. Mgr. Bumbun juga berbagi kenangan masa lalu tentang rintisan Misi Ordo Kapusin di daerah Jangkang pada tahun 1936. Ia mengenang perjalanan bersama Mgr. Herkulanus dan pater Herman yang naik motor air melewati sungai Mengkiang menuju Jangkang.
Mgr. Bumbun mengambil moto hidup dari kata-kata bijak Santo Fransiskus Assisi, yakni "Amor non Amatur", yang mengandung makna "cinta tidak mencintai."
Kenangan itu masih hidup dalam pikirannya, terutama saat hampir mengalami kecelakaan di perjalanan tersebut. Namun, kerja keras mereka berbuah manis, karena hari ini mayoritas penduduk di Kabupaten Sanggau adalah penganut Katolik, hasil dari rintisan Misi Ordo Kapusin dan karya Mgr. Bumbun.
Perjumpaan itu seolah membawa mereka kembali ke masa lalu, mengenang perjalanan dan perjuangan yang telah dilalui untuk Gereja dan umat di daerah Sanggau.
Semangat dan dedikasi Mgr. Bumbun dalam melayani Gereja dan umat terus terpancar, bahkan hingga saat ini. Setiap momen bertemu dengannya adalah kesempatan berharga untuk belajar dari pengalaman dan inspirasi seorang gembala rohani yang tak pernah pudar.
Mengenang Uskup Agung Pontianak Emeritus
Mgr. Bumbun lahir pada tanggal 5 Agustus 1937 di Menawai Tekam, suatu daerah di Mualang. Ia memulai perjalanan rohaninya sebagai imam setelah ditahbiskan pada tanggal 27 Juli 1967.
Pada tanggal 19 Desember 1975, Mgr. Bumbun dipercaya menjadi Uskup Auksilier Pontianak dengan gelar Uskup Tituler Capra. Karier rohaninya semakin berkembang saat dia resmi menjadi uskup pada tanggal 27 Mei 1976 dengan penahbisan oleh beberapa uskup terkemuka.
Selain menerima tanggung jawab besar. Mgr. Bumbun mengambil moto hidup dari kata-kata bijak Santo Fransiskus Assisi, yakni "Amor non Amatur", yang mengandung makna "cinta tidak mencintai."
Puncak karier rohaninya dicapai ketika ia ditunjuk sebagai Uskup Agung Pontianak pada 26 Februari 1977. Pengangkatan ini menjadi peristiwa bersejarah karena menandai kemandirian Gereja Indonesia dengan penunjukan uskup pribumi.
Selama beberapa dekade masa pengabdiannya, Mgr. Bumbun juga mengemban tugas ganda sebagai Administrator Apostolik Keuskupan Sanggau. Hal ini menunjukkan dedikasinya yang besar dalam melayani umat.
Mgr. Bumbun purnatugas secara resmi sebagai Uskup Agung Pontianak pada 3 Juni 2014. Posisinya digantikan Mgr. Agustinus Agus, yang sebelumnya Uskup Sintang. Dan pernah pula bertugas sebagai pastor paroki Sanggau.
Hingga kini, Mgr. Bumbun tetap sehat. Ia tetap aktif dalam menjalankan tugas keagamaan. Ia tinggal di biara Ordo Kapusin, Jalan Pattimura, samping katedral, Ponianak. Tempat ia masih bisa berkontribusi dengan memimpin Misa Tridentina di Pontianak.
Dedikasinya pada Gereja dan umat tidak pernah padam oleh usia.*)