Madu Lebah Asli dari Parai, Jangkang
Lebah di pohon tapang di Peruntan, Jangkang mencapai 50 - 70 sarang. Madunya bisa sampai 100 liter sekali panen. |
Asli. Ori. Benar-benar sama sekali tak ada camuran gula, atau apa pun cairan di dalam kandungan madunya. Ini madu asli dari pohon tapang di Parai, Sererek, dan Peruntan di kecamatan Jangkang.
Baca "Suku Dayak Jangkang" Di Wikipedia
Penduduk mengambil madu lebah yang bergantungan di pohon tapang ini pada malam hari. Tentu saja, dengan pasak yang dibikin seperti jembatan. Bisa mencapai paling pendek 5 hingga 7 ronoyan atau galah bambu yang panjangnya sekitar 5 meter.
Jadi, pohon tapang tempat lebah bergantungan itu tingginya tidak kurang dari 25 - 35 meter. Bayangkan!
Di Jangkang, tempat madu asli dari hutan ini diambil, per kilo madu asli ini dijual rp 150.000.
"Terjagkau. Malah murah ini. Bayangkan bagaimana proses madu ini, lebah-lebah mencari bunga hutan, membawa dan mengolahnya, rasanya berbeda, ori, dan bayangkan pula bagaimana proses orang mengambilnya," kata Musa Narang, ketua Yayasan Pendidikan Keling Kumang, Sekadau asal Tapang Sambas, Sekadau.
Jika dibanderol rp 150.000/kg, madu hutan dari Jangkang ini terjangkau. Bahkan sangat murah. Mengingat proses dan cara mengambilnya di pohon tapang, sangat berbahaya. Nyawa jadi taruhannya!
Agaknya, Musa mafhum benar. Di kampungnya, orang mengambil madu lebah tidak mudah. Di malam hari. Dengan upacara. Dengan mantra-mantra. Bahkan, tidak sedikit yang mengalamai kecelakaan waktu mengambil madu lebah itu. Ada yang jatuh karena tergelincir kakinya sebab kulit pohon tapang itu licin. Ada yang diterpa angin kencang di ketinggian. Ada yang karena tangga pasaknya patah.
"Pokoknya, banyak orang kecelakaan, jatuh, tungkal (langsung mati di tempat). Dan hanya 1 di antara 100 yang hidup," terang Natos seorang tua dari kampung Peruntan. Orang tua ini mengisahka bahwa para pemanjat dan pemetik madu hutan di pohon tapang itu memang jago-jago. Tapi seperti pepatah, "Sepandai pandainya tupai melompat, suatu waktu akan jatuh juga."
Madu lebah dari Jangkang memang dikenal nomor wahid. Hal itu karena sari buah yang diisap lebah menjadi madu, masih sangat asri. Alami. Dari tanaman pohon buah dan sari bunga hutan yang masih perawan. Akan tetapi, mengambil madu di pohon tapang di ketinggian 25-35 meter; sungguh sangat berbahaya. Nyawa yang menajdi taruhannya.
Maka jika dibanderol rp 150.000/kg, madu hutan dari Jangkang ini terjangkau. Bahkan sangat murah. *)