Kisah Kasih Diaspora Kalbar di Jakarta
Sekejam-kejamnya ibutiri, jauh lebih kejam lagi ibukota!
Peribahasa ini menggambarkan betapa "kejamnya Jakarta".
Tidak dapat disangkal, Jakarta telah menjadi legenda. Sejak zaman pemerintahan Hindia Belanda, Batavia menjadi tempat yang mempengaruhi orang-orang yang kuat, tetapi juga menyiksa para yang lemah.
Inilah buku yang mengisahkan dengan dramatis tentang perjalanan, perjuangan, dan sikap pantang menyerah dari para anak Dayak yang bermigrasi ke Ibu Kota.
Saat ini, ada sekitar 15.000 warga Dayak yang hidup, tinggal, dan mencari peruntungan di Jakarta. Beberapa dari mereka hanya membawa barang seadanya dan semangat tinggi untuk menghadapi tantangan jalan-jalan berdebu.
Yang uniknya, diaspora Dayak di Jakarta bisa eksis. Meski ketika tiba di ibukota, mereka muulai dari bawah, antara lain menjadi buruh bangunan, penjual, hingga wartawan, mereka berhasil menaklukkan Jakarta untuk mencapai kesuksesan.
Banyak dari mereka tiba di Jakarta tanpa tempat tinggal, tidur di terminal, mandi dan menginap di masjid, bahkan tidak makan nasi selama tiga hari. Namun, mereka tetap bertahan dengan harapan bahwa suatu hari nanti keberuntungan akan berpihak pada mereka.
Inilah buku yang mengisahkan dengan dramatis tentang perjalanan, perjuangan, dan sikap pantang menyerah dari para anak Dayak yang bermigrasi ke Ibu Kota. Mereka memiliki semangat "ngayau" dan tidak pernah menyerah, yang diwarisi dari generasi ke generasi.
Buku ini mencatat perjalanan mereka menjadi jenderal, pengusaha, bahkan milyarder, dan merambah ke bisnis masa depan seperti e-commerce.
Sebuah pustaka yang wajib dibaca, terutama bagi para pendaki yang mencari tantangan dan tidak pernah puas berada dalam zona nyaman. *)