Kerajaan Sanggau (2)
Pada narasi Kerajaan Sanggau (1) kita mengetahui bahwa Sanggau terambil dari nama sejenis pohon tumbuh subur sekitar muara anak sungai dan bermuara di Sungai Kapuas yang kini menjadi parit.
Tegak lurus dari depan keraton Sanggau, parit itu dahulu kala bermuara di Sungai Kapuas. Sekian ratus tahun, terjadi pedangkalan. Dan oleh karena pembangunan serta kepentingan tata kota Sanggau maka anak sungai itu tertutup dan menjadi hanya saluran drainase yang membuang air hujan dari atas munggu yang kini dikenal sebagai perumahan dan kawasan Sabang Merah. Persisnya kawasan dari Polres dan kantor Bupati Sanggau ke atas.
Itulah muara sungai di mana dahulu kala zaman Daranante bertemu Babai Cinga merupakan tempat bidar-bidar ditambatkan yang pernah ditumpangi Daranante.
Baca Sejarah Sanggau
Karya Lontaan ini, meski bercampur antara dongeng, legenda, mitos, dan fakta; menjadi acuan terutama di bidangnya. Dapat, dan layak digunakan sebagai sumber, namun patut untuk dikritisi.
Sebagai persiet dari luar Kalimantan Barat (seorang ahli hukum asal suku Toraja), Lontaan tentu cukup objektif. Sebagai peneliti, dengan sudut pandang orang ketiga (third person omniscient), Lontaan mencatat apa yang diinderai. Layaknya seorang peneliti.
Tentang proses dan perjalanan riset, menulis, hingga menerbitkan buku ini dapat dibaca pada halaman 21 - 37 "Sekilas Pandang Perjalanan Reseacrh".
Sumber-sumber yang ia gunakan untuk melengkapi buku ini, tersenaraikan di akhir halaman sebagai Daftar Pustaka halaman 598 - 600.*) -bersambung