Kerajaan Sanggau (1)
Sabang Merah - Sanggau bangga mengukir sejarah. Sunguh moto yang baik, selain arif bijaksana.
Mengapa? Sebab moto itu sepadan dengan apa yang dikemukakan oleh sejarawan dunia sing ada lawan sepanjang zaman Cicero yang nama kompletnya adalah Marcus Tullius Cicero (106 - 43 s.M.).
Baca Sejarah Sanggau
"Historia vero testis temporum est," papar Cicero yang menyatakan bahwa sejarah punya 5 dimensi yang akan ditulis nanti lengkapnya pada satu narasi tersendiri.
Dalam pada itulah Redaksi dan pengelola Sanggau News berpandangan bahwa patut, dan amat perlu, memuat secara utuh tangkapan layar penampakan halaman buku karya Lontaan berjudul Sejarah - Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat. Buku penting ini --meski kadang becampur antara dongeng, mitos, legenda, dan fakta serta pandai-pandailah kita memilah-milahnya-- diterbitkan oleh Pemda Tingkat I Kalbar, edisi I, 1975. Hal itu mengingat bahwa buku ini tergolong "langka". Tidak setiap peneliti, penulis, jurnalis, perpustakaan daerah serta ilmuwan memilikinya.
Sabang Merah mengamanahkan kita, warga Sanggau, untuk bangga mengukir (menggali, mencatat, mendokumentasikan, mengingat, belajar dari) sejarah masa silam. Amanah ini seiring dengan pesan Bung Karno dalam pidato berjudul "Jas Merah" kependekan dari "Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah!"
Sengaja ditampilkan halaman utuh buku karya Lontaan agar terasa "aslinya". Karena sumber disebutkan dengan jelas dan jujur, maka ini bukan merupakan "plagiat", melainkan: berbagi ilmu. Untuk kepentingan pendidikan dan promosi, lazimnya kejujuran dan penyebutan sumber dalam etika penulisan dan pengutipan; diperbolehkan.
Rubrik "Sabang Merah" juga dalam spirit amanah Bung Karno, proklamator RI selain Bung Hatta. Bahwa hendaknya kita, sebagai anak bangsa, jangan sekali-kali meninggalkan (bukan: melupakan) sejarah!
Baca Sangao Itu Adalah Maritam
Jas Merah adalah kependekan dari "Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah!" Suatu istilah yang diperkenalkan oleh presiden Soekarno dalam pidatonya yang terakhir yakni pada 17 Agustus 1966. Sebab pidato kenegaraan tahun berikutnya, 1967, Bung Karno bukan lagi presiden Republik Indonesia.
Tangkapan halaman "Kerajaan Sanggau" di buku Lontaan ini terdokumentasikan di buku halaman 170-177.
Jika ingin mengetahui, membaca, dan memiliki kandungan isi buku itu yang telah amat sangat langka; silakan Pembaca ikuti terus hingga tamat pemuatan mulai hari ini (03/07-2023).
Sejarah adalah kunci masuk masa kini dan masa depan. Ibaratkan dengan rumah. Maka miliki dan senantiasa peganglah kunci itu! *)
Baca Baisuni: Bupati Etnis Madura Di Mayoritas Penduduk Dayak Kabupaten Sanggau