Dayak.
Barangkali nulli secundus. Tak ada sukubangsa lain yang menyamai rekor diversitas dialek dan ragam bahasanya.
Itu pula yang menjadi ketertarikan Prof. Collins mendedikasikan diri pada linguistik Dayak. Profesor dari Institut Kajian Etnik Universiti Kebangsaan Malaysia ini, setidaknya telah memberi clue. Bahwa diversitas bahasa menunjukkan penuturnya asli penduduk setempat.
Prof. Collins (2014) mencatat. Bahwa penduduk Gua Niah di Miri yang menuturkan bahasa Ibanik hari ini (Iban terdiri atas 23 subsuku) mewakili migrasi Australo-Melanesia. Klan inilah yang selanjutnya bergerak mengisi Indonesia Timur, Papua dan juga Australia.
Sang Profesor menegaskan hal yang demikian, “Walaupun sudah dijejaki migrasi manusia 40.000 tahun itu, namun, sudah diketahui juga bahwa sekitar 4.000 tahun lalu terdapat arus migrasi baru di Nusantara. Migrasi kedua itu membawa orang Austronesia ke Nusantara” (Collins 2014). lihat juga Bellwood (1997:92). Dua migrasi purbakala ini, sudah membentuk dan mempengaruhi kompleksitas yang kita saksikan di Kalimantan pada waktu ini.”
Para pengutip, yang menulis etno-linguistik Dayak, hampir semua mengacu ke penggolongan Dayak oleh Duman dan Malinckrodt. Kemudian, Nieuwenhuis (1894) membuat peta yang menggambarkan persebaran orang Dayak lalu menggolongkannya berdasar tempat tinggal.
Agaknya, peta yang demikian, peta lama, penting untuk memahami realitas saat itu. Di masa kini, telah berdinamika.
Atas dasar itu, dilakukan penelitian mandiri dari-dalam.
Institut
Dayakologi menerbitkan Peta keberagaman Bahasa Dayak di Kalimantan Barat
(2007). Diketahui, hanya di Kalimantan Barat saja. Sekali lagi,
Kalimantan Barat saja ada: 151 subetnis Dayak.
Pada 2010 terbit buku berjudul Dayak Djongkang (buku
ini memenangkan Hibah Buku Teks Perguruan Tinggi dari Kemendikbud).
Dayak yang hari ini dilafaskan “Jangkang” adalah subrumpun Bidayuh.
Baca Cerita Rakyat Dari Jangkang
Dayak Jangkang saja, anak-subkunya ada: 11.
Penggolongan: berdasarkan dialek dan tempat tinggal.
ISO: 639-3: djo
Saya juga kontribusi penelitian etno-religio yang diadakan The Joshua Project berbasis di Amerika.
Jika diteliti hari ini.
Bilangan sub-etnis Dayak, bukan hanya 405. Bisa ribuan!