Among: Kenikmatan Kopi Sempurna di Kota Sanggau
Menikmati Kopi Among berasama sahabat Kris Atok dari Pontianak. |
Sejak tahun 1970-an. Sebuah warung kopi yang kini terkenal dengan nama "Kopi Among" telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di Sanggau, Kalimantan Barat.
Dahulu, warkop ini dikenal dengan nama "Tiga Sahabat." Namun, seiring berjalannya waktu, Kopi Among menjadi ikonik dan sangat populer di kota Sanggau. Warung kopi Anong berlokasi strategis di Jalan Sudirman, tepatnya di depan Bank Kalimantan Barat (Kalbar), yang membuatnya mudah diakses oleh banyak orang.
Kopi Among bukan hanya sekadar tempat untuk menikmati secangkir kopi, tetapi juga telah menjadi tempat pertemuan atau public sphere yang penting bagi masyarakat Sanggau. Di sini, semua kalangan masyarakat berinteraksi dan bertemu satu sama lain.
Tempat ini menjadi tempat yang ramai, di mana para pekerja datang sejak jam 4 subuh sebelum memulai hari kerja dan orang-orang berbaur dengan santai hingga jam 14.00 ketika warung tutup.
Kehadiran positif Kopi Among sangat terasa dalam kehidupan masyarakat Sanggau. Warung kopi ini menjadi simbol persatuan dan kebersamaan. Berbagai kalangan dari pekerja, pedagang, hingga pensiunan, datang ke sini untuk menikmati secangkir kopi yang lezat dan berbincang dengan sesama warga.
Kristianus Atok dan Greg Kalani yang pada siang 28 Juli 2029 menikmati Kopi Among. "Luar biasa. Cita rasa kopinya berbeda." Kopi Among menjadi pilihan utama melepas penat dan dahaga. Kopi Among telah terdaftar dalam khasanah memorinya.
Kesuksesan Kopi Among tidak hanya terbatas di Sanggau saja. Kini, warung kopi ini telah memutuskan untuk melebarkan sayapnya dengan membuka cabang di Alam Sutra, Tangerang, Banten. Langkah ini menunjukkan betapa besar popularitas Kopi Among hingga berhasil menarik minat dari luar daerah asalnya.
Bersama Winah, putri Among yang kini melebarkan sayap warkop Among hingga Banten. |
Anak dari pemilik Kopi Among, Winah Thaieb, menjelaskan bahwa keberhasilan warung kopi ini eksis selama lebih setengah abad. Katanya, suatu usaha tidak mungkin berhasil tanpa dukungan dan antusiasme luar biasa dari masyarakat. Keciintaan warga terhadap warung kopi ini telah membantu mempertahankan eksistensinya selama bertahun-tahun.
Seperti dikemukakan Kristianus Atok dan Greg Kalani yang pada siang 28 Juli 2029 menikmati Kopi Among. "Luar biasa. Cita rasa kopinya berbeda."
Kedua penikmat kopi itu warga Pontianak. Sehingga baru pertama merasakan nikmatnya Kopi Among. Menurut Kris, jika ke Sanggau entah karena dinas, urusan keluarga, dan sekadar melintas; maka Kopi Among menjadi pilihan utama melepas penat dan dahaga. Kopi Among telah terdaftar dalam khasanah memorinya.
Dengan demikian, Kopi Among bukan hanya sekadar warung kopi biasa. Ia telah menjadi simbol persatuan, keramahan, dan kehangatan bagi masyarakat Sanggau. Dengan reputasinya yang terus berkembang, Kopi Among berhasil melebarkan pengaruhnya hingga ke luar kota Sanggau dengan membuka cabang di Alam Sutra, Tangerang, Banten.
Warung kopi ini tetap setia dengan tradisi dan semangatnya dalam menyediakan kopi yang nikmat. Menjadikannya salah satu tempat paling ikonik dan dikenal di kota Sanggau dan sekitarnya.*