1 Guru 1 Buku
Arita Apolonia: Bunda Literasi Kab. Sanggau. Kredit gambar: http://diskominfo.sanggau.go.id |
Di Balai Sebut, ibukota kecamatan Jangkang, Kabupaten Sanggau (bagi yang belum tahu). Diinisiasi oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kecamatan Jangkang. Pada tahun 2021 guru-guru ke-Kecamatan Jangkang telah berkumpul bersama. Sebanyak lebih dari 100 guru dilatih menulis buku. Baik buku teks, buku pengayaan, buku non-teks, dan buku referensi.
Mentor dan narsum dari Jakarta. Namun, seorang penulis dan pegiat literasi asal Jangkang, yakni Masri Sareb Putra. Hadir memberikan motivasi dan pengarahan waktu itu, Bunda Literasi Kabupaten Sanggau, Arita Apolonia.
Arita memberi motivasi. Sekaligus menebar semangat. Bahwa guru-guru di Kabupaten Sanggau pun mampu berliterasi. Bukan sebatas pasif jadi pembaca, melainkan menjadi produser, penulis yang menghasilkan buku untuk dikonsumsi.
Baca Cerita Rakyat Dari Jangkang
Dalam kesempatan pelatihan guru menulis di Balai Sebut itu, Masri membeberkan pengalamannya berjumpa khalayak guru yang sama di Kalimantan Tengah. Tepatnya di Buntok, Barito Selatan.
Mula-mula memang ada kekhawatiran. Bahkan "ketakutan" sebelum menulis buku. Namun, lama-lama muncul kepercayaan diri. Mengapa? Sebab tentang materi yang jadi bahan konten buku, para guru telah punya. Telah ada. Tinggal dituangkan saja.
Kadang memang keberanian dan percaya diri harus ditumbuhkembangkan lebih dulu. Contoh nyata kadang lebih mengena daripada sekadar kata-kata. Motivasi dan semangat pun diperlukan para guru agar percaya diri.
Maka guru-guru harus mulai menulis. Zaman now, keterampilan menulis, menuangkan gagasan,wajib bagi para pendidik.
Arita, bunda literasi Kabupaten Sanggau. |
Bunda Literasi Kabupaten Sanggau, Arita menyadari bahwa gerakan literasi tidak bisa sendiri. Guru-guru pun harus terus-menerus dimotivasi dan diingatkan untuk terus menulis, hingga menjadi habitus.
Baca Arita | Bunda Literasi Kabupaten Sanggau
Apalagi syarat kenaikan pangkat/ golongan, harus menulis. *)