Arita | Bunda Literasi Kabupaten Sanggau
Arita Apolina peduli literasi. Perempuan Pompakng ini mengedukasi masyarkat Sanggau, Kalimantan Barat. Agar memiliki kemampuan dasar untuk hidup. Lewat, kegiatan dan olah baca-tulis, ia mengajar dengan contoh.
Literasi, sesungguhnya, bukan hanya tentang baca-tulis saja. Ia, literasi baca-tulis itu, disebut “literasi dasar”.
Bersama dengan lima literasi lain, seperti ditetapkan World Economic Forum di Davos, Swiss. Yakni mencakup literasi numerasi, sains, digital, finansial, dan literasi budaya dan kebangsaan. Literasi baca-tulis itu dasar. Dan sang istri Bupati Sanggau, Paolus Hadi ini, tak ingin masyarakatnya tidak melek literasi dasar.
Arita mengalami benar. bahwa Tidak mudah memperkenalkan literasi, terutama kepada masyarakat, saat ini. Di mana mereka lebih fokus pada kebutuhan akan Sembako. Padahal, jika saja melek-literasi, setiap orang pasti bisa mendapat lebih banyak Sembako dari kegiatan literasi.
Untuk itulah. Arita tiada henti dan berputus asa berusaha. Salah satu di antaranya adalah Kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM). Kegiatan literasi ini digelar pada (22/06/2021) di Perpustakaan Daerah Kabupaten Sanggau.
Dalam kegiatan tersebut, turut hadir Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Drs. Deni Kurniadi, M. Hum, Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, A. L. Leysandri, S.H, Anggota Komisi X DPR RI, Drs. Adrianus Asia Sidot, M.Si., Bupati Sanggau, Paolus Hadi, dan sejumlah pejabat penting lainnya.
Tema yang diangkat “Penguatan Peran Sisi Hulu dalam Rangka Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat Indonesia”. Seperti yang disampaikan Perpusnas RI. Bahwa PILM ini diadakan bertujuan untuk membentuk ekosistem literasi dan gerakan sosial pembudayaan gemar membaca.
Di samping upaya meningkatkan indeks literasi, baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat maupun pemerintah. Sedangkan sasaran memantik diskusi terkait indeks literasi masyarakat dan pemberdayaan perpustakaan di Kabupaten Sanggau.
Agenda rangkaian acara ini, yaitu dikukuhkannya Arita sebagai Bunda Literasi Kabupaten Sanggau. Sekalian launching logo perpustakaan: kartun kalengkang, dan penandatanganan nota kesepahaman. Dilanjutkan talkshow peningkatan indeks literasi masyarakat.
Pengukuhan Bunda Literasi
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Sanggau, Sukri, mengatakan hingga saat ini animo masyarakat Sanggau untuk berkunjung dan membaca buku di perpustakaan, dinilai cukup meningkat.
Tercatat sebanyak 2.000-an orang yang sudah berkunjung. Kantor Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Sanggau mengangkat tema “Buh bersedekah buku”.
Karena itu, Arita Apolina mengajak elemen masyarakat untuk memberikan “sedekah”, berupa buku yang tidak digunakan di rumah, di kantor, atau di mana pun tempat kita berada.
Gemar membaca-menulis mulai dari keluarga.
Terkait literasi, ada hal menarik yang pernah di sampaikan oleh ibu empat orang anak ini. Menurutnya, literasi adalah kebutuhan manusia untuk mencatat, menghimpun proses kegiatan manusia. Kemampuan itu disusun mulai dari membaca, menulis, berbahasa, dan mengarsipkan (menyimpan) apa yang dipikirkan seseorang yang nantinya dapat disampaikan oleh orang lain.
Seperti kata sambutannya saat menghadiri acara Lomba Bercerita Tingkat SD/MI (01/07/2021), “Lomba ini bagian dari pengembangan indeks literasi, juga diadakan sebagai upaya untuk meningkatkan minat membaca dan memunculkan kearifan lokal Kabupaten Sanggau, melalui cerita yang disampaikan peserta.”
Arita mengalami benar. bahwa Tidak mudah memperkenalkan literasi, terutama kepada masyarakat, saat ini. Di mana mereka lebih fokus pada kebutuhan akan Sembako.
Demikian lomba bercerita yang dibuka oleh Wabup Sanggau itu. Sebagai upaya untuk meningkatkan kreativitas yang menghasilkan karya.
“Ketika anak-anak sudah masuk usia sekolah, mulai dari pendidikan anak usia dini, kita sudah berupaya bahwa literasi ini. Bukan hanya kepada kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga bagaimana menyampaikan dari buah pikiran dari anak-anak, menjadi sebuah karya.
Lomba bercerita ini merupakan bagian pendampingan terhadap anak-anak yang punya potensi. Hasil terbaik akan terus didampingi, untuk jenjang berikutnya.”
Keluarga Literasi
Atas perhatian, kepedulian, dan perannya dalam menumbuhkan minat baca-tulis di kalangan masyarakat di kabupaten tempat sang Suami, Paolus Hadi menjadi Bupati. Maka Arita Apolina, S.Pd, M.Si. dikukuhkan sebagai Bunda Literasi Kabupaten Sanggau.
Dengan adanya Bunda Literasi, diharapkan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan dapat bersinergi dengan pemerintah, stakeholder, dan mitra, agar membuat dan melaksanakan program-program transformasi perpustakaan pemberdayaan masyarakat, dalam meningkatkan budaya lokal dan penerapan inklusi sosial.
Selain itu, agar dapat terus berperan dalam menumbuhkan minat baca dan tulis di lingkungan masyarakat, mulai dari yang kecil sampai yang besar. Memproduksi kegiatan yang dapat membentuk ketertarikan pada budaya membaca bagi masyarakat.
Sebagai istri, ibu, dan sejumlah tugas yang lain mendampingi suami. Arita tetap menjalankan fungsi sebagai Bunda Literasi. Ia tak sungkan-sungkan bertanya. Dan terus belajar, mengasah diri.
Bagi perempuan yang ramah dan murah senyum ini. Literasi adalah tentang “melek”. Dalam hal apa pun.
Bukan hanya dalam hal baca-tulis.
(MF/X-5).