Keuskupan Sanggau Pemekaran dari Keuskupan Agung Pontianak
Cover buku sejarah Keuskupan Agung Pontianak. |
Sejarah -demikian Cicero. Adalah vero testis temporum (saksi zaman).
Buku ini saksi. Bahwa Keuskupan Sanggau, yang mekar hari ini dengan mayoritas umat Katolik, adalah "anak kandung" Keuskupan Agung Pontianak (KAP).
Ketika riset untuk buku biografi-profesional Mgr. Agustinus Agus, M.A., uskup Agung Pontianak (2020), terlampau banyak data dan informasi saya dapatkan. Tidak semua informasi dan data, sebagaimana riset, kita tulis dan publikasikan.
Itulah yang dalam media disebut "to spoon" menyendok menu seperlunya, yang relavan, untuk sajian gizi media. Setiap alinea dalam satu buku haruslah berkorelasi. Dan juga sistemaris.
"Jadikan buku lain. Yakni sejarah Keuskupan Agung Pontianak," usul datang dari Mgr. Agus waktu itu. Maka hasil riset dalam rangka memperingati 20 tahun uskup Agus, mulai dipilah. Dan dituliskan.
***
13 provinsi gerejani di Nusantara, mulai level terendah (prefektur apostolik), hingga vikariat apostolik.
Dengan kata lain,
Vikariat Apostolik Batavia adalah ibu dari semua Gereja-gereja di Nusantara.
Perfek apostolik tidak ditahbiskan sebagai uskup. Namun, vikarius apostolik, ditahbiskan uskup, bukan untuk teritorinya, melainkan untuk keuskupan-keuskupan di dunia ini yang dahulu pernah ada, terbanyak di wilayah Turki dan Afrika Selatan.
Dalam terminologi
Vatikan, vicaris apostolik yang ditahbiskan uskup itu disebut: in patis infidelium (IPI).
Komunikasi dan jalur transportasi awal abad 19 tidaklah semudah dan sebaik saat ini. Namun, pada Juni 1929, ke-14 pemimpin Gereja Katolik di Nusantara mengadakan rapat di Muntilan, Jawa Tengah.
Dalam gambar, tampak Vikaris Apostolik Borneo, Mgr.
Pasifikus Bos --bergelar uskup tituler Capitolias-- (duduk, berjenggot).